Senin, 20 Februari 2012

Muhasabah Sebuah Langkah Perenungan Diri


Muhasabah  Sebuah Langkah Perenungan Diri


قَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ بِصَلَاتِهِ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

Rasulallah saw bersabda: Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab adalah sholatnya, jika sholatnya baik, maka sungguh dia telah beruntung dan selamat dan siapa yang rusak sholatnya, sungguh dia jatuh dalam kerugian.

قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ طُهُورُهُ ، فَإِنْ أَحْسَنَ طُهُورَهُ فَصَلاَتُهُ كَنَحْوِ طُهُورِهِ ، ثُمَّ يُحَاسَبُ بِصَلاَتِهِ ، فَإِنْ حَسُنَتْ صَلاَتُهُ فَسَائِرُ عَمَلِهِ كَنَحْوٍ مِنْ صَلاَتِهِ .

Rasulallah saw bersabda: Amal seorang hamba  yang pertama kali dihisab adalah kesuciannya, jika baik kesuciannya,  lalu dihisab sholatnya sebagaimana kesuciannya, kemudian dihisab sholatnya, jika sholatnya baik, maka semua amalnya dinilai baik seperti sholatnya.

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم  : أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ صَلاَتُهُ ، يَقُولُ الله لِمَلاَئِكَتِهِ : انْظُرُوا فِي صَلاَةِ عَبْدِي فَإِنْ وَجَدُوهَا كَامِلَةً كُتِبَتْ لَهُ كَامِلَةً ، وَإِنْ وَجَدُوهَا انْتُقِصَ مِنْهَا شَيْءٌ ، قَالَ : انْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ لِعَبْدِي تَطَوُّعًا ؟ فَتُكْمَلُ صَلاَتُهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ، ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى قَدْرِ ذَلِكَ

Dari Nabi saw: Amal seorang hamba yang pertama kali dihisab adalah shalat. Allah berfirman kepada malaikat-Nya,  perhatikanlah shalat hamba-Ku, jika  mereka mendapatkan shalatnya sempurna, ditulis baginya sempurna, dan jika mereka mendapatkan ada sesuatu yang kurang, Allah  berfirman, perhatikanlah apakah engkau mendapatkan hamba-Ku mempunyai shalat sunnah?  Maka sempurnakanlah shalatnya dengan shalat sunnahnya, kemudian diambil amal berdasarkan kadar shalatnya itu.

عن أبي يعلى شداد بن أوس  رضي الله عنه ، عن النَّبيّ صلى الله عليه واله  وسلم ، قَالَ : الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ . رواه الترمذي

Dari Abu Ya’la  Syaddad bin Aus ra, dari nabi saw bersabda: Orang yang cerdas adalah mereka yang tunduk kepada agamanya atau orang yang menghisab dirinya di dunia sebelum dihisab pada hari kiamat dan beramal untuk kehidupan sesudah mati, sedangkan orang yang lemah adalah mereka yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan atas nama Allah. (HR Turmudji)

أبو هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ادُعوا اللهَ وَأنْتُمْ مُوقِنُونَ بالإِجَابَةِ ، واعلموا أنَّ الله لا يَسْتَجِيبُ دُعَاء من قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ .أخرجه الترمذي .

Abu Hurairah berkata:  Rasulallah saw bersabda:  Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan menerima doa orang yang hatinya lalai. (HR Turmudji)

عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم قَالَ : يُحَاسَبُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى قَدْرِ عُقُولِهِمْ.

Dari Abi Qalabah bahwa nabi saw bersabda: Manusia dihisab pada hari kiamat berdasarkan kadar akalnya.

قال رسول الله صلى الله عليه وآله: يا قيس إن مع العز ذلا وإن مع الحياة موتاوإن مع الدنيا آخرة، وإن لكل شئ حسيبا، وعلي كل شئ رقيبا، وإن لكل حسنة ثوابا، ولكل سيئة عقابا، ولكل أجل كتابا

Rasulallah saw bersabda: hai Qois sesungguhnya bersama kemuliaan ada kehinaan, bersama kehidupan ada kematian, bersama dunia ada akhirat. Dan sesungguhnya segala sesuatu akan dihisab, dan segala sesuatu ada yang mengawasinya , sesungguhnya segala kebaikan ada pahalanya dan setiap keburukan ada siksanya dan setiap ajal ada ketentuannya.
عن علي بن إبراهيم، عن أبيه، عن حماد بن عيسى، عن إبراهيم بن عمر اليماني، عن أبي الحسن الماضي صلوات الله عليه قال: لَيْسَ مِنّا مَنْ لَمْ يُحاسِبْ نَفْسَهُ فى كُلِّ يَوْمٍ، فَإِنْ عَمِلَ حَسَنا إ سْتَزادَ اللّهَ، وَ إنْ عَمِلَ سَيِّئا إ سْتَغْفَرَاللّهَ وَ تابَ اِلَيْهِ.

Dari Ali bin Ibrahim dari ayahnya, dari Hamad bin Isa dari Ibrahim bin Umar al Yamani dari Abul Hasan al Madhi semoga selawat atas mereka berkata, bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghisab dirinya  setiap hari, jika dia berbuat baik, Dia memohon semoga Allah menambahkannya dan apabila berbuat buruk, dia memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepadan-Nya.

قال رسول الله صلى الله عليه وآله: لا يكون العبد مؤمنا حتى يحاسب نفسه أشد من محاسبة الشريك شريكه والسيد عبده

Rasulallah saw bersabda: Tidak akan beriman seorang hamba hingga dia menghisab dirinya lebih kuat daripada menghisab temannya dan tuan dari tuannya.

محمد بن علي بن الحسين في عيون الاخبار، باسانيده عن الرضا ع، عن آبائه ع، قال: قال رسول الله (ص): ان الله عزوجل يحاسب كل خلق إلا من اشرك بالله فانه لا يحاسب ويؤمر به إلى النار.

Muhammad bin Ali bin al Husein kitab Uyun al Akhbar dengan sanadnya dari Imam Ridha dari ayahnya berkata, Rasulallah saw bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menghisab semua makhluk kecuali orang yang menyekutukan Allah, sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah tidak dihisab  dan diperintahkan malaikat agar memasukkannya ke neraka.

يا أباذر، لايكون الرجل من المتقين حتى يحاسب نفسه أشد من محاسبة الشريك، فيعلم من أين مطعمه ومشربه ؟ ومن أين ملبسه ؟ أمن حِلّ أو من حرام

Hai Abu Dzar seseorang tidak akan menjadi orang yang bertakwa hingga dia menghisab dirinya lebih kuat daripada menghisab temannya, lalu dia mengetahui darimana makan dan minumnya, dan dari mana pakaiannya dan apakah sesmua itu dari hasil yang halal atau haram?

قال أمير المؤمنين ع سمعت رسول الله ص يقول أ لا أخبركم بأكيس الكيسين و أحمق الحمقى قالوا بلى يا رسول الله قال أكيس الكيسين من حاسب نفسه و عمل لما بعد الموت و أحمق الحمقى من أتبع نفسه هواها و تمنى على الله الأماني

Amirul Mukminin berkata, aku mendengar Rasulallah saw bersabda: Maukah aku informasikan kepada kalian orang yang paling cerdas dan orang yang paling bodoh?  Mereka menjawab, mau ya Rasulallah!  Rasulallah saw bersabda: Orang yang paling cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang paling bodoh adalah  orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.

في وصيّة أبي ذرّ قال النبي صلى الله عليه وآله: على العاقل أن يكون له ساعات: ساعة يناجي فيها ربّه، وساعة يحاسب فيها نفسه، وساعة يتفكّر فيها صنع الله عزّوجلّ إليه

Tentang wasiat Rasulallah kepada Abu Dzar. Nabi saw bersabda:  Orang yang berakal itu mempunyai beberapa waktu. Satu waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, satu waktu lagi untuk menghisab dirinya dan satu waktu lagi untuk merenungkan terhadap apa  yang telah Allah perbuat kepada dirinya.

Menangis


Menangis




عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ قَالَ يَوْمُ الْخَمِيسِ وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ ثُمَّ بَكَى حَتَّى خَضَبَ دَمْعُهُ الْحَصْبَاءَ فَقَالَ اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعُهُ يَوْمَ الْخَمِيسِ فَقَالَ ائْتُونِي بِكِتَابٍ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا فَتَنَازَعُوا وَلَا يَنْبَغِي عِنْدَ نَبِيٍّ تَنَازُعٌ فَقَالُوا هَجَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَعُونِي فَالَّذِي أَنَا فِيهِ خَيْرٌ مِمَّا تَدْعُونِي إِلَيْهِ

Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas ra bahwa hari kami, dan apa yang terjadi pada hari kamis, kemudian dia menangis hingga air matanya menetes seperti kerikil, seraya berkata, pada hari kamis itu Rasulallah sangat merasakan sakit seraya bersabda: datangkanlah kepadaku buku, aku akan menulis untukmu catatan yang tidak akan menyesatkan kalian sesudahnya selamanya. Lalu para sahabat saling bertikai, padahal tidak patut disisi nabi bertikai. Mereka berkata, Rasulallah saw telah mengigau. Rasulallah saw bersabda: Tinggalkan aku, demi Allah yang aku selalu dalam kebaikan dari apa yang kalian ajak aku kepada-Nya .(HR Bukhori)

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ وَلَا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ

Dari Muhammad bin Abdurrahman dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah berkata, Rasulallah saw bersabda: seorang laki-laki  yang menangis tidak akan masuk neraka  higga susu kembali ketempatnya da n tidak akan berkumpulnya debu berperang di jalan Allah dan asap neraka Jahanam. (HR Turmudji)

كَانَ عُثْمَانُ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

Usman apabila  berhenti di dekat kubur menangis hingga basah jenggutnya. Ditanya, engkau ingat surga dan neraka tidak menangis dan menangis karena  ini, beliau menjawab: Rasulallah saw bersabda: Sesungguhnya kubur adalah awal tempat dari tempat-tempat akhirat, Siapa yang selamat, maka setelah itu lebih mudah baginya, namun jika tidak selamat darinya, maka perjalanan sesudahnya lebih berat lagi. Dia berkata, Rasulallah saw bersabda:  aku tidak melihat pemandangan  semata tetapi kubur adalah tempat yang lebih buruk dari itu.(HR Turmudji)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ أَنَّ مُعَاذَ بْنَ رِفَاعَةَ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَامَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ بَكَى فَقَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْأَوَّلِ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ بَكَى فَقَالَ اسْأَلُوا اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنْ الْعَافِيَةِ

Dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil bahwa Mu’az bin Rifa’ah dari ayahnya berkata. Abu Bakar al Shiddiq berdiri di atas mimbar kemudian menangis, lalu berkata, Rasulallah saw berdiri tahun pertama di atas mimbar kemudian manangis seraya bersabda: Mintalah kepada Allah maaf dan sehat karena seseorang tidak diberikan setelah keyakinan yang lebih baik daripada kesehatan.

 عن سعيد بن الحارث الأنصاري أن عبد الله بن عمر  قال: اشتكى سعد شكوى  فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم يعوده مع عبد الرحمن بن عوف  وسعد بن أبي وقاص وعبد الله بن مسعود فلما دخل وجده في غشيته  فقال: قد قضى يا رسول الله  فبكى رسول الله صلى الله عليه وسلم  فلما بكى رسول الله صلى الله عليه وسلم  بكوا فقال: ألا تسمعون إن الله جل وعلا لا يعذب بدمع العين  ولا بحزن القلب  ولكن يعذب بهذا أو يرحم وأشار إلى لسانه

Dari Said bin al Harits al Anshari bahwa Abdulallah bin  Umar berkata. Sa’ad mengadu, lalu Rasulallah saw mendatanginya menjenguknya bersama Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Abdullah bin Mas’ud, tatkala nabi mendapatkannya di rumahnya, seraya berkata, sunggh telah terjadi ya Rasulallah, lalu Rasulallah pun menangis . Tatkala Rasulallah saw menangis, mereka pun menangis, lalu Rasulallah saw bersabda: Tidakkah kalian mendengar sesungguhnya Allah Jalla wa Alla tidak menyiksa karena cucuran air mat dan tidak pula karena kesedihan, tetapi Allah menyiksa karena ini atau menyayangi, beliau mengisyaratkan ke lidahnya.

عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنِ ابْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ لَمَّا مَاتَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بُكِيَ عَلَيْهِ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ الْحَيِّ
Dari al Zuhri dari Ibnu al Musayyab berkata, tatkala Abu Bakar meninggal ditangisi atasnya, lalu umar berkata, sesungguhnya Rasulallah sawa bersabda: Sesungguhnya mayit akan disiksa dengan sebab tangisan orang yang hidup.(HR Ahmad)

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ أَنَّهُ بَكَى فَقِيلَ لَهُ مَا يُبْكِيكَ قَالَ شَيْئًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُهُ فَذَكَرْتُهُ فَأَبْكَانِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي الشِّرْكَ وَالشَّهْوَةَ الْخَفِيَّةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتُشْرِكُ أُمَّتُكَ مِنْ بَعْدِكَ قَالَ نَعَمْ أَمَا إِنَّهُمْ لَا يَعْبُدُونَ شَمْسًا وَلَا قَمَرًا وَلَا حَجَرًا وَلَا وَثَنًا وَلَكِنْ يُرَاءُونَ بِأَعْمَالِهِمْ وَالشَّهْوَةُ الْخَفِيَّةُ أَنْ يُصْبِحَ أَحَدُهُمْ صَائِمًا فَتَعْرِضُ لَهُ شَهْوَةٌ مِنْ شَهَوَاتِهِ فَيَتْرُكُ صَوْمَهُ

Dari Syaddad bin Aus bahwa dia menangis, lalu ditanya apa yang menyebabkan engkau menangis?  Sesuatu yang aku dengar dari Rasulallah saw yang beliau mengatakannya. Lalu aku mengingatnya, maka itulah yang menyebabkan aku menangis. Aku mendengar Rasulallah saw bersabda: Yang paling aku takutkan terhadap umatku adalah syirik dan syhwat yang dianggap ringan. Dia berkata, aku bertanya, ya Rasulallah apakah umatmu menyekutukan Tuhan sepeninggalmu? Rasulallah menjawab: Iya, namun mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu, berhala tetapi mereka riya dalam amal mereka, dan syahwah yang dianggp ringan, seseorang diantara mereka berpuasa lalu disodorkan kepadanya syahwat dari syahwatnya, lalu mereke meninggalkan puasanya. (HR Ahmad)

عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا
Dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah dari nabi saw bersabda: Ya umat Muhammad, demi Allah seandainya kalian tahu, apa yang aku ketahui, niscaya kalian banyak menangis dan sedikit tertawa. (HR Bukhori)

عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا

Dari Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah berkata, Abul Qosim saw bersabda: Demi jiwa Muhammad yang ada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian tahu, apa yang aku ketahui, niscaya banyak menangis dan sedikit tertawa. (HR Bukhori)

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا قَالُوا مَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ وَنَهَاهُمْ أَنْ يَسْبِقُوهُ إِذَا كَانَ يَؤُمُّهُمْ بِالرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَأَنْ يَنْصَرِفُوا قَبْلَ انْصِرَافِهِ مِنْ الصَّلَاةِ قَالَ إِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ أَمَامِي وَمِنْ خَلْفِي

Dari Anas berkata, Rasulallah saw bersabda: Demi jiwa Muhammad yang ada dalam genggamannya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, pasti kalian banyak menangis dan sedikit tertawa. Mereka bertanya, apa yang engkau lihat ya Rasulallah? Rasulallah saw menjawab: Aku melihat surga dan neraka.  Dan dia melarang mereka mendahulukannya, apabila dia mengimami mereka dengan ruku’ dan sujud, dan hendaklah mereka berpaling sebelum imam berpaling dari shalat, beliau bersabda, aku melihat kalian dari depan dan dari belakangku. (HR Ahmad)

عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Dari Atho bin Abu Rabah dari Ibnu Abbas berkata, aku mendengar Rasulallah saw bersabda: Ada dua mata yang tidak akan tersentuh neraka yaitu mata yang menangis kakrena takut kepada Allah dan mata yang tidak tidur karena menjaga  di jalan Allah. (HR Turmudji)

عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبَانَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُؤْمِنٍ إِلَّا وَلَهُ بَابَانِ بَابٌ يَصْعَدُ مِنْهُ عَمَلُهُ وَبَابٌ يَنْزِلُ مِنْهُ رِزْقُهُ فَإِذَا مَاتَ بَكَيَا عَلَيْهِ فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمْ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ

Dari Musa bin Ubaidah dari Yazid bin Aban dari Anas bin Malik berkata, Rasulallah saw bersabda: Tidak ada seorang mukmin melainkan baginya ada dua pintu, pintu yang amalnya naik dari sana dan satu pintu yang rizkinya turun dari situ. Apabila dia meninggal kedua pintu itu menangisinya. Itulah yang difirmankan Allah Qzza wa Jalla:  Maka langit dan bumi  tifsk menangisi mereka dan tidak diberi penangguhan.[1](HR Turmudji)

عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أُمَّ أَيْمَنَ بَكَتْ لَمَّا قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيلَ لَهَا مَا يُبْكِيكِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَمُوتُ وَلَكِنْ إِنَّمَا أَبْكِي عَلَى الْوَحْيِ الَّذِي رُفِعَ عَنَّا

Dari Tsabut daru Anas bahwa Ummu Aiman menangis tatkala Rasulallah saw meninggal dunia. Lalu ditanya, apa yang menyebabkan engkau menangisi Rasulallah? Beliau menjawab, sesungguhnya aku tahu bahwa nabi akan meninggal dunia tetapi aku menangis karena wahyu diangkat dari kita.(HR Ahmad)

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُمَيْمَةَ بِنْتِ زَيْنَبَ وَنَفْسُهَا تَقَعْقَعُ كَأَنَّهَا فِي شَنٍّ فَقَالَ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلِلَّهِ مَا أَعْطَى وَكُلٌّ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى قَالَ فَدَمَعَتْ عَيْنَاهُ فَقَالَ لَهُ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَبْكِي أَوَلَمْ تَنْهَ عَنْ الْبُكَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هِيَ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ

Dari Usamah bin Zaid berkata: Umaimah binti Zainab  dan dirinya menghadap nabi menangis seperti air yang keluar dari kucuran. Rasulallah berkata, kepunyaan Allah apa yang diambil dan apa yang diberi, dan semua akan kembali kepada ajal yang telah ditentukan.  Berkata, kedua matanya bercucur air mata, Saad bin Ubadah berkata kepada Rasulallah, ya Rasulallah, bukankah dia menangis tetapi engkau tidak melarangnya dari menangis? Rasulallah menjawab: Sesungguhnya menagis itu rahmat yang Allah jadikan  di dalam hati hamba-Nya dan sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang. (HR Ahmad)







[1] QS. Al Dukhan/44:29)

Memakmurkan Budaya Malu


Memakmurkan Budaya Malu



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لِيَبْدَأْ أَحَدُكُمْ بِمَنْ يَعُولُ وَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ

DariAbu Hurairah  berkata, Rasulallah saw bersabda: Hendaklah seseorang diantaramu memulai dari orang yang ditanggungnya dan Rasulallah saw bersabda: Malu itu semuanya adalah baik.

عَنْ يُوسُفَ بْنِ عَبْدِ الله بْنِ سَلاَمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم . قَالَ : الْحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ .

Dari Yusuf bin Abdullah bin Salam dari ayahnya bahwa Nabi saw bersabda: Malu itu bagian dari iman

عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ سَمِعْتُ سَلَمَةَ بْنَ صَفْوَانَ يُحَدِّثُ ، عَنْ يَزِيدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ رُكَانَةَ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : لِكُلِّ دِينٍ خُلُقٌ وَإِنَّ خُلُقَ الإِِسْلاَمِ الْحَيَاءُ.

Dari Malik bin Anas aku mendengar Salamah bin Shofwan menceritakan dari Yazid bin Thalhah bin Rukanah Rasulallah: Setiap agama mempunyai akhlak dan sesungguhnya akhlak Islam adalah malu.

عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ ، قَالَ مَرَرْتُ عَلَى أَعْرَابِيٍّ بِالْحُدَيْبِيَةِ ، فَقَالَ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ , رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : أَوَّلُ مَا يُرْفَعُ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ الْحَيَاءُ وَالإِِيمَانُ ، فَسَلُوهُمَا اللَّهَ.

Dari Daud bin Abu Hindi, berkata, aku lewat dihadapan orang-orang arab di Hudaibiyah, lalu dia berkata, aku mendengar Abu Hurairah berkata, aku mendengar Rasulallah saw bersabda: Yang pertama kali diangkat dari umat ini adalah malu dan iman, maka memohonlah kepada Allah untuk keduanya.

عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ الأَسْلَمِيِّ ، عَنْ مَلِيحِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ ، عَنْ أَبِيهِ  عَنْ جَدِّهِ ، أَنّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : خَمْسٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِينَ : الْحَيَاءُ ، وَالْحِلْمُ ، وَالْحِجَامَةُ ، وَالسِّوَاكُ ، وَالتَّعَطُّرُ

Dari Umar bin Muhammad al Aslami dari Malih bin Abdullah al Anshori dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulallah saw bersabda: Lima hal dari sunnah para nabi adalah malu, santun, berbekam, gosok gigi dan berminyak wangi.

وَأَخْرَجَ مُسْلِمٌ حَدِيْثَ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْر وَالْحَيَاءُ لَا يَأْتِيْ إِلَّا بِخَيْرٍ.

Ditakhrijkan oleh Muslim sebuah hadis Imran bin Hushain dari Nabi saw bahwa beliau bersabda: Malu itu semuanya adalah kebaikan dan malu tidak datang kecuali dengan kebaikan.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ  قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّا لَنَسْتَحْيِيْ مِنَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ قَالَ: لَيْسَ  ذَاكَ  وَلَكِنْ مَّنِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ فَلْيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى وَلْيَحْفَظِ الْبَطْنَ وَمَا حَوَى وَلْيَذْكُرِ الْمَوْت وَالْبَلَى وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ.

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulallah saw bersabda: malulah kepada Allah.  Mereka bertanya, ya Rasulallah sesungguhnya malu dari Allah dan alhamdulillah. Nabi menjawab, bukan itu, tetapi siapa yang malu kepada Allah dengan sebenarnya maka hendaklah ia memelihara kepala dan apa yang dihafalnya,  memelihara perut dan apa yang dimakannya, mengingat kematian dan cobaan, Siapa yang menghendaki akhirat hendaklah meninggalkan perhiasan dunia dan siapa yang melakukan itu maka sungguh dia telah meminta malu kepada Allah dengan sebenarnya.

عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِى سُلَيْمَانَ الْعَرْزَمِىِّ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ يَعْلَى : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَأَى رَجُلاً يَغْتَسِلُ بِالْبَرَازِ ، فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ حَيِىٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسِّتْرَ ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ.

Dari Abdul Malik bin Abu Sulaiman al Arzami dari Atho dari Ya’la bahwa Rasulallah saw melihat seorang laki-laki yang mandi di lapangan, lalu nabi naik mimbar lalu memuji Allah dan memuja-Nya kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya Allah tinggi kemuliaannya adalah Maha Hidup dan Maha penutup mencinta malu dan penutup. Maka apabila seseorang diantaramu hendaklah dia menutup auratnya.

عَنْ أَبِى شَجَرَةَ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْداً نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ فَإِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ لَمْ تَلْقَهُ إِلاَّ مَقِيتاً مُمَقَّتاً فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلاَّ مَقِيتاً مُمَقَّتاً نُزِعَتْ مِنْهُ الأَمَانَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الأَمَانَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلاَّ خَائِناً مُخَوَّناً فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلاَّ خَائِناً مُخَوَّناً نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلاَّ رَجِيماً مُلَعَّناً فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلاَّ رَجِيماً مُلَعَّناً نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الإِسْلاَمِ

 Dari Abu Syajarah Katsir bin Murrah dari Ibnu Umar bahwa nabi saw bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla apabila hendak membinasakan seorang hamba, akan dicabut darinya rasa malu, apabila malu telah dicabut darinya, tidak tinggal darinya kecuali kebencian yang saling membenci. Apabila tidak tinggal kecuali kebencian, dicabut darinya amanah. Apabila amanah telah dicabut tidak akan tinggal kecuali seorang pengkhianat yang mengkhianati, maka apabila tidak tinggal kecuali pengkhianat yang mengkhianati, dicabut darinya rasa kasih sayang, maka apabila dicabut rasa kasih sayang tidak akan tinggal darinya kecuali ketukan yang melaknat, maka apabila tidak tinggal kecuali ketukan yang melaknat dicabut darinya tali Islam. (HR Abu Daud)



عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ: الْحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ وَالإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ.أخرجه البخاري

Dari al Hasan dari Abu Bakrah berkata, Rasulallah saw bersabda: Malu itu dari iman dan iman itu surga sedangkan  mencela itu dari kebengisan dan kebengisan itu di neraka. (ditakhrijkan oleh Bukhori)

عَنْ أبِي سَلَمَةَ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلي الله عليه واله وسلم: اسْتَحْيُوا مِنَ الله حَقَّ الْحَيَاءِ ، لا تأتوا النسَاءَ فِي أدْبَارِهِنَ. أخرجه النسائي

Dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata, Rasulallah saw bersabda:  Malulah kepada Allah dengan sebenarnya dan janganlah engkau datangi wanita (istrimu) dari belakangnya. (Ditakhrijkan oleh Nasai)

عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ ، عَنِ الشَّعْبِيِّ ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ ، عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْحَيَاءُ وَالإِيمَانُ مَقْرُونَانِ لا يَفْتَرِقَانِ إِلَّاجَمِيعًا

Dari Malik bin Migwal dari al Sya’bi dari Abi Burdah dari Abu Musa  ra berkata, Rasulallah saw bersabda: Malu dan iman itu saling berkaitan tidak akan berpisah keduanya kecuali semuanya.

عَنْ يَحْيَى بْنِ النَّضْرِ ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا عَائِشَةُ ، لَوْ كَانَ الْحَيَاءُ رَجُلاً لَكَانَ رَجُلاً صَالِحًا ، وَلَوْ كَانَ الْبَذَاءُ رَجُلاً لَكَانَ رَجُلَ سُوءٍ

Dari Yahya bin al Ndahir  dari Abu Salamah dari Aisyah ra berkata, Rasulallah saw bersabda: Seandainya malu itu laki-laki maka dia adalah laki-laki yang soleh. Dan seandainya jahat itu laki-laki, maka dia adalah laki-laki yang buruk

عَنْ أَبِي هُرَيْرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْإِيمَان بِضْع وَسَبْعُونَ  أَوْ بِضْع وَسِتُّونَ شُعْبَة. وَالْحَيَاء شُعْبَة مِنْ الْإِيمَان

Dari AbuHurairah dari Nabi saw bersabda: Iman itu sembilan puluh atau enam puluh lebih cabang dan malu adalah satu cabang dari iman

عَنْ أَبِي عَوْنٍ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قِلَّةُ الْحَيَاءِ كُفْرٌ.
Dari Abu Aun dari Said bin al Musayyab berkata, Rasulallah saw bersabda: Sedikit malu adalah kekufuran.