Jumat, 25 Mei 2012

Al-Qur'an dalam ayat dan riwayat (1)

Al Qur'an wahyu yang diturunkah dari Allah.

Dalam kajian aqidah peran akal dan pemahaman sangat penting. Oleh karena itu dalam pembahasan dan pengamalan aqidah setiap muslim mukallaf tidak dibenarkan bertaklid kepada siapapun. Pengkajian terhadap dalil naqli dan akal sangat diperlukan. Sebagaimana kita ketahui bahwa ada 5 pokok utama dalam pembahasan aqidah yaitu pengenalan Allah (makrifat Allah), pengenalan Nabi (makrifat al Nubuwat), pengenalan Imam (makrifat al Imamat),  pengenalan terhadap keadilan Tuhan (makrifat adalat), dan pengenalan hari kemudian (makrifat al ma'ad)

Kita akan mulai pembahasan kita tentang dalil yang pertama yaitu dalil naqli, al Qur'an. Secara umum kaum muslimin meyakini al Qur'an mempunyai beberapa sifat dan makna diantaranya adalah:
a.   Al Qur'an adalah wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw (QS. Al An'am/6:19, al Isra'/17:82, al Baqarah/2:185, al Furqan/25:1 dan al Zumar/39:23.
b.  Al Qur'an sebagai  nur (cahaya), rahmat (kasih sayang Tuhan) dan Dhiya (sinar seluruh alam). (QS. al Maidah/5:15, al Isra'/17:82, al Nisa/4174 dan al An'am/6:104)
c.   Al Qur'an sebagai zikr peringatan, tazkirah dan zikra (peringatan) (QS. Ali Imran/3:58, al An'am/6:90, al A'raf/7:63, Hud/11:120, Qaf/50:37, al Mudatsir/74:49 dan al Haqah/69:48
d.  Al Qur'an  kitab mubin (kitab yang jelas) yang membedakan antara  hak dan batil. (QS. al A'raf/7:52, Ibrahim/14:1, al Nahl/16:89, al Isra'/17:106 dan al Naml/27:89)
e.   Al Qur'an Tibyan li kulli syai' (penjelas segala sesuatu) ia adalah kebenaran yang berbicara tentang kebenaran. (QS al An'am/6:38, al Nahl/16: 89, al Kahf/18: 29, al Sajdah/32:3, al Jatsiyah/45:29 dan al Najm/53:3-4)
f.    Al Qur'an Hudan yang memberi petunjuk kepada kebenaran. (QS al Baqarah/2:1-2, al Maidah/5:16, dan al Isra'/179)
g.   Al Qur'an adalah shidqu (kebenaran), Mubarak (keberkahan) dan Mushaddik (membenarkan). Arti ini dijelaskan dalam al Qur'an sebagai berikut: QS. al An'am/6:92, al Ambiya/21:50, al Shoffat/37: 37, Shad/38:29, al Zumar/39: 32-33)
h.   Al Qur'an sebagai ahsan al Qasas (sebaik-baiknya kisah) dijelaskan dalam QS. Yusuf/12:3, al Zumar/39:23 dan al Zumar/39:55)
i.     Al Qur'an sebagai mu'jiz (melemahkan berbagai argumentasi) dijelaskan dalam QS. al Baqarah/2:23, Hud/11:13, dan al Isra'/17:88)
j.    Al Qur'an sebagai maui'dzah (pelajaran), mundzir (pemberi peringatan) dan mubasysyir ( sebagai pemberi khabar gembira). QS. Hud/11:120, al Kahf/18:2 dan Maryam/19:97)

Dari ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa al Qur'an adalah kitab mubin yang tidak ada keraguan didalamnya. Ia merupakan petunjuk dan pelajaran bagi orang yang bertakwa. Diturunkan dari sisi Allah Swt yang Maha Bijaksana. Diwahyukan kepada hamba-Nya  yang jujur lagi mulia. Al Qur'an merupakan cahaya, rahmat dan berkah  yang membenarkan  kitab sebelumnya. Ia menjelaskan tentang ilmu pengetahuan, memberi petunjuk menuju jalan yang lurus yang tidak bengkok. Didalamnya ada berita gembira untuk orang mukmin dan peringatan bagi orang kafir dan fasik.  Ayatnya hadir dengan jelas dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Ia memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaannya menuju Islam dan kepada jalan yang lempang. Penjelas bagi segala sesuatu dan tidak menyia-nyiakan sesuatu. Ia juga merupakan sebaik-baiknya kisah yang terjadi di bumi dan di langit, peringatan  dan tazkirah bagi seluruh alam. Obat dan rahmat bagi orang yang beriman yang diterima Rasulallah dari Allah yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. Tidak ada seorangpun yang mampu membuat sepertinya walaupun diantara mereka saling menolong. Ia merupakan pembeda antara hak dan batil, burhan (bukti) dan basyirah dari sisi Tuhan yang Maha Perkasa. Penerang bagi mereka yang melihat dan hidayah bagi mereka yang mencari petunjuk. Ia adalah kebenaran yang tidak pernah diucapkan oleh Rasulallah berdasarkan hawa nafsunya. Siapa yang berpegang kepada petunjuknya, akan selamat dan siapa yang menentangnya akan tersesat. Al Qur'an  telah menjelaskan sifatnya dalam al Qur'an itu sendiri  selain dari yang penulis kemukakan di atas seperti berikut nya : ahsan al hadits (al Zumar/39: 23, ahsanu ma unjia (sebaik-baiknya yang diturunkan) al Zumar/3955, Balagh (penyampai), Ibrahim/14:52, bayan (penjelas), Ali Imran/3:138, Bayyinah (menjelaskan) al An'am/6: 157, Tafsir li kulli syai'( menguraikan segala sesuatu), Yusuf/12:111,  Habl Allah (tali Allah), Ali Imran/3103, hadits (perkataan) al Thur/52:34, Hasratan ala al Kafirin (kerugian bagi orang-orang kafir) al Haqqah/69:50, hakim (bijak) Yasin/36:1-2, Haq al yakin (kebenaran yang pasti), al Haqqah/69:51, ruh (ruh) al Syura/42:52, Shuhuf Muthaharah (lembaran suci) al Bayyinah/98:2, Arabiyun (bahasa serumpun arab) Yusuf/12:2, Aziz (perkasa) Fushilat/41:41, Adzim (besar) al Hijr: 87, Ilm (ilmu) al Ra'd/13:37, Aliyun (tinggi) al Zuhruf/43:4, Qaul (perkataan)al Qashash/28:51, Qaul Rasul Karim (perkataan Rasul yang mulia) al Takwir/81:19, Qaul fasl (perkataan yang jelas) al Thariq/86:13, Kitab (kitab, tulisan) al Baqarah/2:1-2, Karim (mulia) al Waqiah/56:77, Kalam Allah (firman Allah) al Taubah/9:6, kalimat (kalimat) al An'am/6:115, Mubarak (keberkahan) al An'am6:92, Mutasyabih (serupa)al Zumar/39:23, Matsani (berulang atau dua kali) al Zumar/39:23, Majid (mulia) Qaf/50:1-2, Mau'izdah (pengajaran) Ali Imran/3:138, Muhin (pemelihara) al Maidah/5:48. Disamping ayat-ayat yang telah dikemukakan ditas ada banyak hadits yang menjelaskan kemuliaan dan sifat al Qur'an. Diantaranya dalam kitab Bihar al Anwar, jilid 19 dan Nahj al Balaghah 117, khutbah ke 86. berikut ini akan dikutip beberapa hadits yang berkaitan dengan al Qur'an.

Amirul Mukminin Ali Ibn Abi Thalib berkata: Dan didalam al Qur'an itu ada berita tentang berbagai peristiwa sebelummu, berita yang akan terjadi sesudahmu dan hukum diantaramu.

Rasulallah Saw bersabda: Hai manusia sesungguhnya kamu berada dalam negeri yang damai hingga ia bersabda: Apabila fitnah menyelimuti kamu seperti gelapnya malam , maka berpeganglah kepada al Qur'an.  Karena al Qur'an itu pemberi syafa'at, pembawa kebenaran  orang yang menjadikannya sebagai imam akan mengantarkan ke surga. Siapa yang menjadikannya dibelakang akan tergiring ke neraka, ia adalah dalil yang menunjukkan kepada jalan kebenaran. Ia adalah kitab yang berisi  tafsil, bayan dan tahsil, ia bukan penjelas yang bergurau. Dia mempunyai dimensi zahir dan batin. Sisi zahirnya  adalah hukum, sisi batinnya adalah ilmu. Sisi zahirnya penuh dengan keindahan, sisi dalamnya memuat kedalaman makna, ia mempunyai sinar bintang gemintang, keajaibannya tidak terhingga dan tidak ada keburukannya. Didalamnya terdapat cahaya hidayah dan sinar hikmah serta dalil makrifat bagi orang yang mengenal sifat.


Rasulallah Saw bersabda: Al Qur'an adalah petunjuk dari kesesatan, penjelas dari kebutaan, penyelamat dari segala halangan, cahaya dari kegelapan, sinar dari kegelapan, pemelihara dari kecelakaan, penunjuk dari kebimbangan, penjelas dari segala fitnah, menyampaikan dari dunia hingga akhirat dan didalamnya terdapat kesempurnaan agamamu dan tidak ada seorangpun yang berpaling darinya kecuali tercampakan kedalam neraka.

Dalam kesempatan lain, Imam Ali a.s. bersabda: Ketahuilah bahwa al Qur'an itu adalah nasihat yang tidak menipu, petunjuk yang tidak menyesatkan, ungkapan yang tidak ada dusta,  orang yang duduk bersama al Qur'an akan mempunyai dua konsekwensi yaitu  bertambah atau berkurang. Bertambah  dalam meraih petunjuk dan berkurang dari kebutaan hidup. Ketahuilah bahwa tidak ada kesusahan  bagi seorang setelah mengenal al Qur'an dan tidak ada kekayaan yang sebenarnya sebelum ia mengenal al Qur'an. Obatilah segala penyakitmu dengan al Qur'an dan minta tolonglah melalui al Qur'an. Ketahuilah sesungguhnya penyakit yang terbesar  adalah kufur dan nifak, melampui batas dan kesesatan. Mintalah kepada Allah melalui al Qur'an dan hadapkanlah diri kepada al Qur'an dengan kecintaan dan jangan memohon kepada makhluk-Nya. Dan ketahuilah bahwa al Qur'an pemberi syafa'at dan akan memberikan syafa'at, perkataan yang membenarkan, dan siapa yang memohon syafaat melalui al Qur'an, ia akan mendapatkannya.

Nabi Muhammad saw dalam riwayat yang dikemukakan oleh ibn Mas'ud bersabda: Sesungguhnya al Qur'an adalah sumber pendidikan dan peradaban, maka pelajarilah sumber pendidikan ini semaksimal mungkin. Al Qur'an adalah tali Allah yang kuat, ia merupakan cahaya yang terang, obat yang bermanfaat, ia akan memelihara dan melindungi orang yang berpegang kepadanya, akan menyelamatkan orang yang mengikutinya, tidak ada jalan menyimpang melainkan ia meluruskannya. Maka bacalah al Qur'an  karena Allah akan memberikan ganjaran  setiap huruf yang kalian baca dengan sepuluh pahala. Apabila kalian membaca alif lam mim, maka alif sepuluh, lam sepuluh dan mim sepuluh ganjaran.

Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib berwasiat kepada anaknya Muhammad ibn al Hanafiyah: Hendaknya engkau membaca al Qur'an dan mengamalkannya. Mengamalkan kewajiban yang dinyatakannya, syari'at, halal dan haram, perintah dan larangannya, bersungguh-sungguhlah dalam meraihnya, bacalah al Qur'an di malam dan siang hari. Allah Swt telah berjanji kepada semua makhluk-Nya bahwa  merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk memperhatikanya setiap malam dalam hidupnya walau 50 ayat.

Amirul mukminin Ali Ibn Abi Thalib berkata: Aku mendengar Rasulallah saw bersabda: Jibril a.s. bertanya kepada Nabi Muhammad, Ya Muhammad akan terjadi fitnah dikalangan umatmu, apa jalan keluarnya ? Rasulallah menjawab: Kitabullah yang didalamnya ada berita tentang umat terdahulu, informasi tentang umat sesudahmu, hukum diantara kalian, ia merupakan penjelas yang tidak ada kekurangan. Siapa yang menentangnya dengan kangkuhan dan mengamalkan selain Al Qur'an, Allah akan menghancurkannya, siapa yang berpegang kepada petunjuknya selainnya Allah akan menyesatkannya. Ia merupakan tali Allah yang kuat, zikr hakim, jalan yang lurus, tidak ada kesia-siaan dan tidak pula bercampur dengan perkataan dan tidak akan pernah puas orang yang mendalaminya. Siapa yang berkata berdasarkan al Quir'an pasti benar, yang mengamalkannya diberi ganjaran, dan siapa yang berpegang teguh kepadanya akan memperoleh jalan yang lurus. Ia adalah kitab al aziz yang tidak ada kebatilan dihadapan dan dibelakangnya diturunkan dari Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.


Ayat dan riwayat yang mengajak bertadabbur

Diantara ayat-ayat memerintahkan dan merangsang kita agar selalu meneliti dan mengkaji seluruh fenomena sebagai berikut: (QS. Muhammad/47:24, Shad/38:29, al Mukminun/23:68, al Baqarah/2:2:219, al A'raf/7:184, al Rum/30:8, Ali Imran/3:191, al Nahl/16:44, al Zumar/39:42, al Nisa/4:82, Yusuf/12:2, al Baqarah/2:164, al Anfal/8:22, al Qashahs/28:51, al Zumar/39:27, al Dukhan/44:58, al Baqarah/2:269 dan al A'raf/7:179.

Al Qur'an mengajak kita agar selalu mencari ilmu yang dapat membedakan antara yang hak dengan batil.(al Ra'd/13:19, al Haj/22:54 dan al Zumar/399. Karena ilmu pengetahuan merupakan nikmat pertama yang diberikan kepada manusia (Qs. al Rahman/55:1-4) Dan Allah Swt memberikan nikmat yang pertama ini kepada seluruh Nabi-Nya berupa ilmu dan makrifat (al Nisa/4:113). Allah Swt juga mengingatkan bahwa al Qur'an tidak akan memberi manfaat kecuali bagi mereka  yang cerdas yang mau memahami dan mempelajarinya. (QS al Ankabut/29:43, al Rum/30:22, al Taubah/9:11Fushilat/41:3) dan Allah Swt mengingatkan bahwa hanya ulama saja yang akan mencapai tingkat khasyyah yang sempurna (QS. Fatthi/35:28).

Ayat-ayat di atas menjelaskan secara jelas bahwa Setiap manusia harus selalu mengkaji dan meneliti semua fenomena yang nampak maupun yang tidak nampak. Dengan melakukan proses ilmiah ini seorang akan mampu membedakan mana yang baik dan benar yang sesungguhnya dan mana yang buruk dan batil. Karena tidak sedikit orang mengklaim bahwa perkataan dan pernyataannya itu benar menurut pikiran dan pandangan yang semu bukan kebenaran hakiki. Orang yang mampu memahami isyarat al Qur'an adalah mereka yang cerdas saja. Yaitu orang-orang yang rela mengesampingkan hawa nafsu dan interpretasi individunya menuju ketaatan maksimal kepada kebenaran ilahi walau tidak sejalan dengan keinginannya. Imam Ali berpesan: kalian tidak akan melihat orang yang jahil kecuali dengan perbuatannya yang melampaui batas atau melalaikannya. (Nahj Balaghah, 479 hikmah ke 70). Orang yang tidak cerdas atau bodoh apabila ia mengamalkan sesuatu tidak akan mencapai kesempurnaan, ia selalu berapa di dua sisi " berlebih-lebihan" atau " lalai" (mari intropeksi diri). Lebih lanjut Imam Ali mengatakan: Ilmu pengetahuan itu adalah warisan yang mulia dan tidak ada yang mulia seperti  kemuliaan ilmu. Imam Ali dalam salah satu khutbahnya mengatakan: Orang yang beramal tanpa ilmu pengetahuan seperti orang yang berjalan bukan diatas jalan ia tidak akan bertambah jauh menuju jalan yang benar sebaliknya ia akan semakin jauh dari kebutuhan dan hajatnya. Sedangkan orang yang beramal dengan landasan ilmu seperti orang yang berjalan diatas jalan yang benar, ia akan memperhatikan, apakah ia meneruskan perjalanannya atau ia kembali. Pada kesempatan lain Imam Ali berkata kepada Kumail: Ilmu pengetahuan itu lebih baik dari harta. Ilmu akan menjaga harta  sedangkan engkau harus menjaga harta. Harta akan berkurang dengan menafkahkannya sedangkan ilmu akan bertambah  dengan  menginfakkannya. Orang yang memelihara harta akan hilang dengan hilangnya harta. Kemudian Imam Ali menasehati Kumail, hai Kumail celakalah orang yang menimbun harta sekalipun ia hidup sedangkan orang yang berilmu akan terus hidup sepanjang masa, orangnya (ulama) telah mininggal namun ilmunya tetap ada dalam hati sanubari.

Diantara ayat al Qur'an yang  menjelaskan orang-orang yang mempelajari ilmu adalah (QS Yunus/10:35, al Nahl/16:43, al Hasyr/59:7 dan al Baqarah/2:151, al Nahl/16:44dan Abasa/80:24). Kepada siapa kita harus mencari ilmu pengetahuan ? Jawabannya pasti kepada mereka yang tercerahkan, mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan. Siapa orang yang mempunyai ilmu pengetahuan itu ? Dalam bihar al anwar diriwayatkan: Ali ibn Suwaid al Sa'i berkata: Abu al Hasan menulis surat kepadaku saat ia dipenjara:  Hai Ali kepada siapakan seorang harus mengambil ilmu agamamu? Janganlah kamu mengambil ilmu agamamu selain dari syi'ah kami, karena apabila engkau mengambil ilmu dari selain mereka, engkau akan mengambilnya dari orang-orang yang berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan mengkhianati amanatnya. Sesungguhnya mereka apabila diberi amanat,  mereka akan merubah dan  menggantinya. Mereka akan mendapat laknat dari Allah, Rasul-Nya, Malaikat, ayah-ayah kami, laknat dari kami dan laknat dari syi'ah kami sampai hari kiamat. Lebih lanjut Abi Abdillah, Ja'far Shadiq a.s. bersabda: Allah Swt tidak akan mengalirkan sesuatu kecuali dengan sebab dan setiap  sebab ada penjelasnya dan setiap penjelas ada ilmunya dan setiap ilmu ada pintunya yang berbicara. Akan mengetahui orang yang mengtahui pintu itu dan tidak akan mengetahui orang yang tidak mengenal pintu itu, mereka adalah Rasulallah dan kami (ahlul bait). Nabi Muhammad saw bersabda: Siapa yang mempelajari satu bab ilmu  dari orang yang terpercaya, akan lebih baik dari shalat 1000 rakaat. Untuk mencapai kepada tingkat yang lebih baik, maka hendaknya setiap muslim mengambil ilmu dari sumbernya yang terpercaya. Nabi Muhammad Saw bersabda: Aku adalah kota ilmu dan Ali ibn Abi Thalib adalah pintunya. Siapa yang hendak masuk ke kota ilmu hendaknya ia masuk melalui pintunya (Ali Ibn Abi Thalib dan halul bait). Berpikir dan merenung merupakan jalan menuju kesempurnaan. Imam Ali a.s. berkata: Siapa yang berpikir akan melihat, siapa yang melihat akan memahami dan siapa yang memahami akan memperoleh ilmu. Berpikir itu akan melahirkan hikmah. Berpikir akan meninggikan akal, Berpikir akan menerangi hati. Berpikir akan menunjukkan kepada kebenaran. Bertafakkur akan mengantarkan kepada kebaikan dan amal. Siapa yang berpikir akan melihat. Dasar akal adalahberpikir dan buahnya adalah keselamatan (salamah). Imam Hasan a.s bersabda: Aku wasiatkan kepadamu berkaqwalah kepada Allah dan hendaknya selalu berpikir, karena berpikir itu ayah dan ibu segala kebaikan.