Al-Qur'an dalam ayat dan riwayat (1)
Al Qur'an wahyu yang diturunkah dari Allah.
Dalam
kajian aqidah peran akal dan pemahaman sangat penting. Oleh karena itu dalam
pembahasan dan pengamalan aqidah setiap muslim mukallaf tidak dibenarkan
bertaklid kepada siapapun. Pengkajian terhadap dalil naqli dan akal
sangat diperlukan. Sebagaimana kita ketahui bahwa ada 5 pokok utama dalam
pembahasan aqidah yaitu pengenalan Allah (makrifat Allah), pengenalan
Nabi (makrifat al Nubuwat), pengenalan Imam (makrifat al Imamat), pengenalan terhadap keadilan Tuhan (makrifat
adalat), dan pengenalan hari kemudian (makrifat al ma'ad)
Kita
akan mulai pembahasan kita tentang dalil yang pertama yaitu dalil naqli,
al Qur'an. Secara umum kaum muslimin meyakini al Qur'an mempunyai beberapa
sifat dan makna diantaranya adalah:
a. Al Qur'an adalah wahyu yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw (QS. Al An'am/6:19, al Isra'/17:82, al
Baqarah/2:185, al Furqan/25:1 dan al Zumar/39:23.
b. Al Qur'an sebagai nur (cahaya), rahmat (kasih
sayang Tuhan) dan Dhiya (sinar seluruh alam). (QS. al Maidah/5:15, al
Isra'/17:82, al Nisa/4174 dan al An'am/6:104)
c. Al Qur'an sebagai zikr
peringatan, tazkirah dan zikra (peringatan) (QS. Ali Imran/3:58,
al An'am/6:90, al A'raf/7:63, Hud/11:120, Qaf/50:37, al Mudatsir/74:49 dan al
Haqah/69:48
d. Al Qur'an kitab mubin (kitab yang jelas) yang
membedakan antara hak dan batil. (QS. al
A'raf/7:52, Ibrahim/14:1, al Nahl/16:89, al Isra'/17:106 dan al Naml/27:89)
e. Al Qur'an Tibyan li kulli
syai' (penjelas segala sesuatu) ia adalah kebenaran yang berbicara tentang
kebenaran. (QS al An'am/6:38, al Nahl/16: 89, al Kahf/18: 29, al Sajdah/32:3,
al Jatsiyah/45:29 dan al Najm/53:3-4)
f. Al Qur'an Hudan yang
memberi petunjuk kepada kebenaran. (QS al Baqarah/2:1-2, al Maidah/5:16, dan al
Isra'/179)
g. Al Qur'an adalah shidqu
(kebenaran), Mubarak (keberkahan) dan Mushaddik (membenarkan). Arti ini dijelaskan dalam al Qur'an sebagai berikut: QS. al
An'am/6:92, al Ambiya/21:50, al Shoffat/37: 37, Shad/38:29, al Zumar/39: 32-33)
h.
Al Qur'an sebagai ahsan al Qasas
(sebaik-baiknya kisah) dijelaskan dalam QS. Yusuf/12:3, al Zumar/39:23 dan al
Zumar/39:55)
i.
Al Qur'an sebagai mu'jiz (melemahkan
berbagai argumentasi) dijelaskan dalam QS. al Baqarah/2:23, Hud/11:13, dan al
Isra'/17:88)
j.
Al Qur'an sebagai maui'dzah
(pelajaran), mundzir (pemberi peringatan) dan mubasysyir (
sebagai pemberi khabar gembira). QS. Hud/11:120, al Kahf/18:2 dan Maryam/19:97)
Dari ayat-ayat diatas dapat
disimpulkan bahwa al Qur'an adalah kitab mubin yang tidak ada keraguan
didalamnya. Ia merupakan petunjuk dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.
Diturunkan dari sisi Allah Swt yang Maha Bijaksana. Diwahyukan kepada
hamba-Nya yang jujur lagi mulia. Al
Qur'an merupakan cahaya, rahmat dan berkah
yang membenarkan kitab
sebelumnya. Ia menjelaskan tentang ilmu pengetahuan, memberi petunjuk menuju
jalan yang lurus yang tidak bengkok. Didalamnya ada berita gembira untuk orang
mukmin dan peringatan bagi orang kafir dan fasik. Ayatnya hadir dengan jelas dan mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya Ilahi. Ia memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti
keridhaannya menuju Islam dan kepada jalan yang lempang. Penjelas bagi segala
sesuatu dan tidak menyia-nyiakan sesuatu. Ia juga merupakan sebaik-baiknya
kisah yang terjadi di bumi dan di langit, peringatan dan tazkirah bagi seluruh alam. Obat dan
rahmat bagi orang yang beriman yang diterima Rasulallah dari Allah yang Maha
bijaksana lagi Maha Mengetahui. Tidak ada seorangpun yang mampu membuat
sepertinya walaupun diantara mereka saling menolong. Ia merupakan pembeda
antara hak dan batil, burhan (bukti) dan basyirah dari sisi Tuhan
yang Maha Perkasa. Penerang bagi mereka yang melihat dan hidayah bagi mereka
yang mencari petunjuk. Ia adalah kebenaran yang tidak pernah diucapkan oleh
Rasulallah berdasarkan hawa nafsunya. Siapa yang berpegang kepada petunjuknya,
akan selamat dan siapa yang menentangnya akan tersesat. Al Qur'an telah menjelaskan sifatnya dalam al Qur'an
itu sendiri selain dari yang penulis
kemukakan di atas seperti berikut nya : ahsan al hadits (al Zumar/39:
23, ahsanu ma unjia (sebaik-baiknya yang diturunkan) al Zumar/3955, Balagh
(penyampai), Ibrahim/14:52, bayan (penjelas), Ali Imran/3:138, Bayyinah
(menjelaskan) al An'am/6: 157, Tafsir li kulli syai'( menguraikan segala
sesuatu), Yusuf/12:111, Habl Allah
(tali Allah), Ali Imran/3103, hadits (perkataan) al Thur/52:34, Hasratan
ala al Kafirin (kerugian bagi orang-orang kafir) al Haqqah/69:50, hakim (bijak)
Yasin/36:1-2, Haq al yakin (kebenaran yang pasti), al Haqqah/69:51, ruh
(ruh) al Syura/42:52, Shuhuf Muthaharah (lembaran suci) al
Bayyinah/98:2, Arabiyun (bahasa serumpun arab) Yusuf/12:2, Aziz (perkasa)
Fushilat/41:41, Adzim (besar) al Hijr: 87, Ilm (ilmu) al Ra'd/13:37,
Aliyun (tinggi) al Zuhruf/43:4, Qaul (perkataan)al Qashash/28:51,
Qaul Rasul Karim (perkataan Rasul yang mulia) al Takwir/81:19, Qaul
fasl (perkataan yang jelas) al Thariq/86:13, Kitab (kitab, tulisan)
al Baqarah/2:1-2, Karim (mulia) al Waqiah/56:77, Kalam Allah
(firman Allah) al Taubah/9:6, kalimat (kalimat) al An'am/6:115, Mubarak
(keberkahan) al An'am6:92, Mutasyabih (serupa)al Zumar/39:23, Matsani
(berulang atau dua kali) al Zumar/39:23, Majid (mulia) Qaf/50:1-2, Mau'izdah
(pengajaran) Ali Imran/3:138, Muhin (pemelihara) al Maidah/5:48. Disamping
ayat-ayat yang telah dikemukakan ditas ada banyak hadits yang menjelaskan
kemuliaan dan sifat al Qur'an. Diantaranya dalam kitab Bihar al Anwar,
jilid 19 dan Nahj al Balaghah 117, khutbah ke 86. berikut ini akan
dikutip beberapa hadits yang berkaitan dengan al Qur'an.
Amirul Mukminin Ali Ibn Abi Thalib berkata: Dan
didalam al Qur'an itu ada berita tentang berbagai peristiwa sebelummu, berita
yang akan terjadi sesudahmu dan hukum diantaramu.
Rasulallah Saw bersabda: Hai manusia sesungguhnya kamu
berada dalam negeri yang damai hingga ia bersabda: Apabila fitnah menyelimuti
kamu seperti gelapnya malam , maka berpeganglah kepada al Qur'an. Karena al Qur'an itu pemberi syafa'at,
pembawa kebenaran orang yang
menjadikannya sebagai imam akan mengantarkan ke surga. Siapa yang menjadikannya
dibelakang akan tergiring ke neraka, ia adalah dalil yang menunjukkan kepada
jalan kebenaran. Ia adalah kitab yang berisi
tafsil, bayan dan tahsil, ia bukan penjelas yang bergurau. Dia mempunyai
dimensi zahir dan batin. Sisi zahirnya
adalah hukum, sisi batinnya adalah ilmu. Sisi zahirnya penuh dengan
keindahan, sisi dalamnya memuat kedalaman makna, ia mempunyai sinar bintang
gemintang, keajaibannya tidak terhingga dan tidak ada keburukannya. Didalamnya
terdapat cahaya hidayah dan sinar hikmah serta dalil makrifat bagi orang yang
mengenal sifat.
Rasulallah
Saw bersabda: Al Qur'an adalah petunjuk dari kesesatan, penjelas dari kebutaan,
penyelamat dari segala halangan, cahaya dari kegelapan, sinar dari kegelapan,
pemelihara dari kecelakaan, penunjuk dari kebimbangan, penjelas dari segala
fitnah, menyampaikan dari dunia hingga akhirat dan didalamnya terdapat
kesempurnaan agamamu dan tidak ada seorangpun yang berpaling darinya kecuali
tercampakan kedalam neraka.
Dalam
kesempatan lain, Imam Ali a.s. bersabda: Ketahuilah bahwa al Qur'an itu adalah
nasihat yang tidak menipu, petunjuk yang tidak menyesatkan, ungkapan yang tidak
ada dusta, orang yang duduk bersama al
Qur'an akan mempunyai dua konsekwensi yaitu
bertambah atau berkurang. Bertambah
dalam meraih petunjuk dan berkurang dari kebutaan hidup. Ketahuilah
bahwa tidak ada kesusahan bagi seorang
setelah mengenal al Qur'an dan tidak ada kekayaan yang sebenarnya sebelum ia mengenal
al Qur'an. Obatilah segala penyakitmu dengan al Qur'an dan minta tolonglah
melalui al Qur'an. Ketahuilah sesungguhnya penyakit yang terbesar adalah kufur dan nifak, melampui batas dan
kesesatan. Mintalah kepada Allah melalui al Qur'an dan hadapkanlah diri kepada
al Qur'an dengan kecintaan dan jangan memohon kepada makhluk-Nya. Dan
ketahuilah bahwa al Qur'an pemberi syafa'at dan akan memberikan syafa'at,
perkataan yang membenarkan, dan siapa yang memohon syafaat melalui al Qur'an, ia
akan mendapatkannya.
Nabi
Muhammad saw dalam riwayat yang dikemukakan oleh ibn Mas'ud bersabda:
Sesungguhnya al Qur'an adalah sumber pendidikan dan peradaban, maka pelajarilah
sumber pendidikan ini semaksimal mungkin. Al Qur'an adalah tali Allah yang
kuat, ia merupakan cahaya yang terang, obat yang bermanfaat, ia akan memelihara
dan melindungi orang yang berpegang kepadanya, akan menyelamatkan orang yang
mengikutinya, tidak ada jalan menyimpang melainkan ia meluruskannya. Maka
bacalah al Qur'an karena Allah akan
memberikan ganjaran setiap huruf yang
kalian baca dengan sepuluh pahala. Apabila kalian membaca alif lam mim, maka
alif sepuluh, lam sepuluh dan mim sepuluh ganjaran.
Amirul
Mukminin Ali ibn Abi Thalib berwasiat kepada anaknya Muhammad ibn al Hanafiyah:
Hendaknya engkau membaca al Qur'an dan mengamalkannya. Mengamalkan kewajiban
yang dinyatakannya, syari'at, halal dan haram, perintah dan larangannya,
bersungguh-sungguhlah dalam meraihnya, bacalah al Qur'an di malam dan siang
hari. Allah Swt telah berjanji kepada semua makhluk-Nya bahwa merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk
memperhatikanya setiap malam dalam hidupnya walau 50 ayat.
Amirul
mukminin Ali Ibn Abi Thalib berkata: Aku mendengar Rasulallah saw bersabda:
Jibril a.s. bertanya kepada Nabi Muhammad, Ya Muhammad akan terjadi fitnah
dikalangan umatmu, apa jalan keluarnya ? Rasulallah menjawab: Kitabullah yang
didalamnya ada berita tentang umat terdahulu, informasi tentang umat sesudahmu,
hukum diantara kalian, ia merupakan penjelas yang tidak ada kekurangan. Siapa
yang menentangnya dengan kangkuhan dan mengamalkan selain Al Qur'an, Allah akan
menghancurkannya, siapa yang berpegang kepada petunjuknya selainnya Allah akan
menyesatkannya. Ia merupakan tali Allah yang kuat, zikr hakim, jalan yang
lurus, tidak ada kesia-siaan dan tidak pula bercampur dengan perkataan dan
tidak akan pernah puas orang yang mendalaminya. Siapa yang berkata berdasarkan
al Quir'an pasti benar, yang mengamalkannya diberi ganjaran, dan siapa yang
berpegang teguh kepadanya akan memperoleh jalan yang lurus. Ia adalah kitab
al aziz yang tidak ada kebatilan dihadapan dan dibelakangnya diturunkan
dari Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Ayat dan riwayat
yang mengajak bertadabbur
Diantara
ayat-ayat memerintahkan dan merangsang kita agar selalu meneliti dan mengkaji
seluruh fenomena sebagai berikut: (QS. Muhammad/47:24, Shad/38:29, al
Mukminun/23:68, al Baqarah/2:2:219, al A'raf/7:184, al Rum/30:8, Ali
Imran/3:191, al Nahl/16:44, al Zumar/39:42, al Nisa/4:82, Yusuf/12:2, al
Baqarah/2:164, al Anfal/8:22, al Qashahs/28:51, al Zumar/39:27, al
Dukhan/44:58, al Baqarah/2:269 dan al A'raf/7:179.
Al Qur'an
mengajak kita agar selalu mencari ilmu yang dapat membedakan antara yang hak
dengan batil.(al Ra'd/13:19, al Haj/22:54 dan al Zumar/399. Karena ilmu
pengetahuan merupakan nikmat pertama yang diberikan kepada manusia (Qs. al
Rahman/55:1-4) Dan Allah Swt memberikan nikmat yang pertama ini kepada seluruh
Nabi-Nya berupa ilmu dan makrifat (al Nisa/4:113). Allah Swt juga mengingatkan
bahwa al Qur'an tidak akan memberi manfaat kecuali bagi mereka yang cerdas yang mau memahami dan
mempelajarinya. (QS al Ankabut/29:43, al Rum/30:22, al
Taubah/9:11Fushilat/41:3) dan Allah Swt mengingatkan bahwa hanya ulama saja
yang akan mencapai tingkat khasyyah yang sempurna (QS. Fatthi/35:28).
Ayat-ayat
di atas menjelaskan secara jelas bahwa Setiap manusia harus selalu mengkaji dan
meneliti semua fenomena yang nampak maupun yang tidak nampak. Dengan melakukan
proses ilmiah ini seorang akan mampu membedakan mana yang baik dan benar yang
sesungguhnya dan mana yang buruk dan batil. Karena tidak sedikit orang
mengklaim bahwa perkataan dan pernyataannya itu benar menurut pikiran dan
pandangan yang semu bukan kebenaran hakiki. Orang yang mampu memahami isyarat
al Qur'an adalah mereka yang cerdas saja. Yaitu orang-orang yang rela
mengesampingkan hawa nafsu dan interpretasi individunya menuju ketaatan
maksimal kepada kebenaran ilahi walau tidak sejalan dengan keinginannya. Imam
Ali berpesan: kalian tidak akan melihat orang yang jahil kecuali dengan
perbuatannya yang melampaui batas atau melalaikannya. (Nahj Balaghah, 479
hikmah ke 70). Orang yang tidak cerdas atau bodoh apabila ia mengamalkan
sesuatu tidak akan mencapai kesempurnaan, ia selalu berapa di dua sisi "
berlebih-lebihan" atau " lalai" (mari intropeksi diri). Lebih
lanjut Imam Ali mengatakan: Ilmu pengetahuan itu adalah warisan yang mulia dan
tidak ada yang mulia seperti kemuliaan
ilmu. Imam Ali dalam salah satu khutbahnya mengatakan: Orang yang beramal tanpa
ilmu pengetahuan seperti orang yang berjalan bukan diatas jalan ia tidak akan
bertambah jauh menuju jalan yang benar sebaliknya ia akan semakin jauh dari
kebutuhan dan hajatnya. Sedangkan orang yang beramal dengan landasan ilmu
seperti orang yang berjalan diatas jalan yang benar, ia akan memperhatikan,
apakah ia meneruskan perjalanannya atau ia kembali. Pada kesempatan lain Imam
Ali berkata kepada Kumail: Ilmu pengetahuan itu lebih baik dari harta. Ilmu
akan menjaga harta sedangkan engkau
harus menjaga harta. Harta akan berkurang dengan menafkahkannya sedangkan ilmu
akan bertambah dengan menginfakkannya. Orang yang memelihara harta
akan hilang dengan hilangnya harta. Kemudian Imam Ali menasehati Kumail, hai
Kumail celakalah orang yang menimbun harta sekalipun ia hidup sedangkan orang
yang berilmu akan terus hidup sepanjang masa, orangnya (ulama) telah mininggal
namun ilmunya tetap ada dalam hati sanubari.
Diantara
ayat al Qur'an yang menjelaskan
orang-orang yang mempelajari ilmu adalah (QS Yunus/10:35, al Nahl/16:43, al
Hasyr/59:7 dan al Baqarah/2:151, al Nahl/16:44dan Abasa/80:24). Kepada siapa
kita harus mencari ilmu pengetahuan ? Jawabannya pasti kepada mereka yang
tercerahkan, mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan. Siapa orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan itu ? Dalam bihar al anwar diriwayatkan: Ali ibn Suwaid
al Sa'i berkata: Abu al Hasan menulis surat
kepadaku saat ia dipenjara: Hai Ali
kepada siapakan seorang harus mengambil ilmu agamamu? Janganlah kamu mengambil
ilmu agamamu selain dari syi'ah kami, karena apabila engkau mengambil ilmu dari
selain mereka, engkau akan mengambilnya dari orang-orang yang berkhianat kepada
Allah, Rasul-Nya dan mengkhianati amanatnya. Sesungguhnya mereka apabila diberi
amanat, mereka akan merubah dan menggantinya. Mereka akan mendapat laknat
dari Allah, Rasul-Nya, Malaikat, ayah-ayah kami, laknat dari kami dan laknat
dari syi'ah kami sampai hari kiamat. Lebih lanjut Abi Abdillah, Ja'far Shadiq
a.s. bersabda: Allah Swt tidak akan mengalirkan sesuatu kecuali dengan sebab
dan setiap sebab ada penjelasnya dan
setiap penjelas ada ilmunya dan setiap ilmu ada pintunya yang berbicara. Akan
mengetahui orang yang mengtahui pintu itu dan tidak akan mengetahui orang yang
tidak mengenal pintu itu, mereka adalah Rasulallah dan kami (ahlul bait). Nabi
Muhammad saw bersabda: Siapa yang mempelajari satu bab ilmu dari orang yang terpercaya, akan lebih baik
dari shalat 1000 rakaat. Untuk mencapai kepada tingkat yang lebih baik, maka
hendaknya setiap muslim mengambil ilmu dari sumbernya yang terpercaya. Nabi
Muhammad Saw bersabda: Aku adalah kota
ilmu dan Ali ibn Abi Thalib adalah pintunya. Siapa yang hendak masuk ke kota ilmu hendaknya ia
masuk melalui pintunya (Ali Ibn Abi Thalib dan halul bait). Berpikir dan
merenung merupakan jalan menuju kesempurnaan. Imam Ali a.s. berkata: Siapa yang
berpikir akan melihat, siapa yang melihat akan memahami dan siapa yang memahami
akan memperoleh ilmu. Berpikir itu akan melahirkan hikmah. Berpikir akan
meninggikan akal, Berpikir akan menerangi hati. Berpikir akan menunjukkan
kepada kebenaran. Bertafakkur akan mengantarkan kepada kebaikan dan amal. Siapa
yang berpikir akan melihat. Dasar akal adalahberpikir dan buahnya adalah
keselamatan (salamah). Imam Hasan a.s bersabda: Aku wasiatkan kepadamu
berkaqwalah kepada Allah dan hendaknya selalu berpikir, karena berpikir itu
ayah dan ibu segala kebaikan.