Jumat, 24 Februari 2012

Aplikasi Priaku Islami Dalam Bekerja

Aplikasi Prilaku Islami Dalam Bekerja



Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS al Taubah/9:105)

Para jin itu berbuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi, patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.(QS. Saba/34:13)

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.(QS al Insyiqaq/84:6)

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS al Insyirah/94:7)



Definisi al Silmu, al salamah dan al Islam


Al silmu atau al salamah secara etimologi artinya sunyi dari cacat lahir maupun batin. Dalam al Qur’an kata al salamah atau al silmu dalam arti bersih atau suci batin terekam dalam surat al Syu’ara ayat 89

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS al Syu’ara/26:88-89)

Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. (QS al Shoffat/37:83-84)

Makna qolbin salim mencakup beberapa makna. Pertama, qolbin salim artinya hati yang tidak ada keraguan terhadap apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Pada hari tarwiyah nabi Ibrahim ragu apakah mimpi tentang penyembelihan anaknya Ismail berasal dari dari Tuhannya atau bukan? lalu Allah meneguhkan hatinya dengan keyakinan dan menghilangkan keraguan.


Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, hai anakku sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. maka fikirkanlah apa pendapatmu. ia menjawab, wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (QS al Shoffat/37:102)

Kedua, qolbin salim artinya hati yang tidak melakukan kerusakan dan maksiat. Tabarsi menulis dalam kitabnya, al bayan bahwa semua gerak perbuatan manusia merupakan refleksi dari kesadaran hatinya. Hati yang baik akan melahirkan kebaikan dan hati yang buruk akan melahirkan keburukan. Kerajian dan kesungguhan dalam bekerja sangat ditentukan oleh kondisi hati seseorang. Lebih lanjut katanya, apabila hati sehatnya, maka akan sehat dan baik seluruh perbuatannya sebaliknya apabila hatinya sakit, maka akan buruk perbuatannya. Ketiga, hati yang sehat adalah hati yang bersih dari segala bentuk perbuatan syirik. Orang-orang yang hatinnya dipenuhi oleh keinginan dipuji oleh orang lain dalam berbuat, riya, maka saat menghampiri Tuhannya akan celaka, karena dia tidak mengharapkan ridha Allah tetapi pujian dari makhluk. Ali ibn Ibrahim al Qumi berkata, yang dimaksud dengan qolbun salim adalah orang yang menghampiri Tuhannya, sedang dihatinya tidak ada sesuatu selain Allah Ta’ala.

Sedangkan yang dimaksud al silmu dan al salamah dalam arti lahir adalah suci atau bersih dari cacat lahir. Seperti digambarkan dalam surat al Baqarah tentang sapi yang tidak mempunyai cacat lahir.

Musa berkata, sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak sawah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya. Mereka berkata, sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.

Sedangkan kata al Islam artinya penyerahan diri kepada Allah swt secara total, lahir maupun batin. Di dalam kata al Islam terdapat unsur ketaatan, ketundukan dan pasrah kepada semua yang ditetapkan oleh Allah swt. Secara biologis semua manusia terikat oleh sunnatullah, tidak ada seorangpun yang mampu keluar dari sunnatullah itu. Allah menegaskan dalam al Qur’an’

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.(QS ali Imran/3:83)


Islam dalam arti ketundukan yang terpaksa ini disebut oleh Isfahani dengan Islam bi al taskhir artinya penyerahan diri secara terpaksa. Langit, bumi, air, matahari dan semua makhluknya secara biologis patuh kepada sunnatullah yang telah ditetapkannya dan tidak ada satupun makhluk yang dapat keluar dari aturan-Nya itu.
Secara teologis manusia diberi kebebasan untuk memilih, namun alternatif pilihan tetap ditawarkan. Beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta tunduk dan patuh kepada-Nya merupakan alternatif terbaik bagi mereka yang berakal.

Dan siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. Dan siapa kafir, maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati.(QS Lukman/31:22-23)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.(QS ali Imran/3:19)

Siapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(QS Ali IMran/3:85)

Islam dalam arti kedua ini disebut dengan al islam bi al ikhtiar. Dari pengertian al silmu, al salamah dan al Islam, dapat dipahami bahwa pribadi Islami adalah pribadi yang mempunyai karakter sebagai berikut:

1. Bertauhid kepada Allah swt dan tidak menyekutukan-Nya dengan segala sesuaatu.
2. Tidak ragu terhadap ketetapan Allah swt dan rasul-Nya.
3. Tunduk, patuh dan pasrah kepada semua aturan yang telah disyariatkan-Nya.
4. Tidak berbuat dosa, maksiat dan kerusakan di muka bumi.
5. Menjadikan al Islam sebagai satu-satunya pilihan rasional dalam menjalankan roda kehidupan ini

Prilaku Islami Dalam Bekerja


Di dalam al Qur’an kata iman selalu diiringi dengan kata amal soleh. Keimanan yang tidak teraktualisasi dalam bentuk karya nyata akan menjadi sebuah keyakinan semu. Amal adalah semua aktivitas yang dilandasi oleh kesadaran ilmiah. Oleh karena itu kata iman dan amal tidak diiringi dengan kata ilmu karena didalam kata amal sudah terdapat unsur ilmiah. Isfahani membedakan antara kata amal dan fiil walaupun artinya sama yaitu berbuat atau bekerja, namun hakikat dari kedua itu memiliki perbedaan. Menurut Isfahani amal adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh makhluk berakal sedangkan fiil adalah aktivitas yang dilakukan oleh makhluk yang tidak berakal. Kedudukan amal didalam Islam sangat tinggi hingga untuk mencapai kehidupan yang baik dan layak, Allah mendahulukan kata amal daripada iman

Siapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS al Nahl/1:97)


Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan hayatan toyyibah atau kehidupan yang baik adalah rizki yang halal. Al Hasan dan Atho berkata hayatan toyyibah artinya qonaah dan ridho dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Sedangkan menurut Qatadah dan Mujahid hayatan toyyibah kehidupan surga karena pada hakikatnya tidak ada kehidupan yang baik kecuali di surga. Hadi Syabzawari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hayatan toyyibah adalah kehidupan yang sesungguhnya yang berbeda dengan kehidupan pertama ini.
Pribadi muslim yang memenuhi karakter sebagaimana dikemukakan di muka akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik apabila diikuti dengan amal soleh. Bekerja adalah identitas pribadi Islam, siapa yang tidak bekerja berarti telah menghilangkan jatidirinya sebagai muslim. Ali bin Abi Thalib berkata, seorang ilmuan yang tidak beramal dengan ilmunya sesungguhnya dia bukanlah ilmuan. Bahkan al Qur’an mencela orang-orang yang hanya pandai berkata-kata namun tidak diikuti oleh amal yang nyata.

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS al Shoff/61:2-3)

Bekerja adalah identitas pribadi muslim. Allah, rasul-Nya dan semua orang-orang yang beriman akan menyaksikan prestasi dan kreasi mereka. Islam adalah agama yang dipentaskan dalam bentuk amal nyata.

Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS al Taubah/9:105)

Ayat ini mengisyaratkan dan memerintahkan agar setiap manusia bekerja dan berbuat. Semua amal dan perbuatan manusia akan disaksikan oleh Allah, rasul-Nya dan semua orang yang beriman, baik atau buruk. Allah akan memperlihatkan semua perbuatan hamba-Nya baik dan buruk kemudian Allah pula yang akan membalas setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, demikian sebaliknya setiap perbuatan buruk akan dirasakan akibatnya.
Katakanlah, hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. (QS al An’am/6:135)


Menurut ibnu Abbas makanatikum artinya thariqotikum, maka ayat itu berarti berbuatlah kalian sesuai dengan jalan hidupmu dan aku berbuat sesuai dengan jalan hidupku. Setiap jalan yang kita tempuh mempunyai resiko masing-masing. Namun pesan universal dari ayat ini adalah berbuat, karena perbuatan tanda pribadi seseorang.

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? perbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(QS Fushilat/41:40)

Tabarsi berkata, Allah swt memerintahkan kepada nabi Muhammad saw agar umatnya berbuat baik dan taat kepada-Nya dan hendaklah mereka menjauhi perbuatan dosa dan maksiat karena setiap amal yang dilakukan akan dilihat oleh Allah swt, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Di dalam tafsir nur al tsaqalain dijelaskan bahwa setiap amal hamba akan diperlihatkan kepada nabi Muhammad saw setiap pagi, baik maupun buruknya, maka berhati-hatilah dalam berbuat. Rasulallah saw bersabda, setiap muslim adalah cermin bagi muslim yang lain.

Bekerja adalah tanda syukur kepada Allah. Syukur artinya membuka lawannya kufur artinya menutup. Orang yang bersyukur adalah mereka yang selalu membuka diri menerima kebenaran, sedangkan orang kafir adalah mereka yang menurut dirinya dari kebenaran..

Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.(QS. Saba/34:13)

Tanda bersyukur adalah bekerja. Orang yang bersyukur selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjanya dan orang yang malas bekerja adalah mereka yang tidak berterima kasih kepada Allah Ta’ala. Manusia yang bersyukur akan selalu berusaha hingga Allah menambahkan rizkinya dan orang yang tidak bersyukur akan merasakan akibat dari kemalasannya itu.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS Ibrahim/14:7)


Bersyukur atau membuka dari dari kebenaran adalah karunia Allah. Mereka yang selalu membuka diri akan selalu hidup dan inovatif serta semua keberuntungan akan berpihak kepadanya. Sebaliknya mereka yang menutup diri dengan tidak bersyukur, maka akan sempit dunia baginya dan tidak akan mendapatkan kelebihan kecuai yang telah ditetapkan oleh Allah swt.

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata, ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba Aku apakah Aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka esungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia. (QS al Naml/27:40)


Bekerja dengan penuh kesungguhan. Profesionalisme dalam bekerja adalah melakukan sesuatu perbuatan secara professional dan dilakukan dengan kesungguhan dan kerja keras. Berbuatlah yang terbaik untuk kehidupan karena kita akan menghampiri Allah dengan amal yang kita kerjakan.

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.(QS al Insyiqaq/84:6)


Manusia di dunia ini baik disadari atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. dan dia pasti akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatan yang yang mereka kerjakan, buruk atau baik. Kesadaran dalam berbuat dan kejujuran dalam bertindak akan melahirkan perbuatan yang baik, sebaliknya tidak mempunyai kesadaran yang tinggi dalam bekerja dan tidak mempunyai kejujuran dalam bekerja akan melahirkan bencana, baik bagi dirinya atau orang lain. Hidup adalah perjalanan menuju kematian. Setelah menempuh perjalanan di dunia, manusia akan menempuh perjalanan panjang di akhirat. Perbuatan yang jujur dan sungguh-sungguh menjadi bekal dalam menempuh perjalanan yang tiada batas, sebaliknya kebohongan dan kemalasan menjadi beban yang berat saat menghadap Allah swt.

Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, Bacalah kitabku (ini) QS al haaqqah/69:19)

Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).Dan Aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. (QS al haaqqah/69:25-26)

Optimis dalam bekerja dan selalu menatap masa depan dengan penuh kesungguhan. Dunia adalah tempat beramal, maka selama hidup tidak ada istirahat dalam beramal. Apabila selesai melakukan sebuah pekerjaan, maka bersiaplah untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya hingga ajal menghampiri kita.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS al Insyirah/94:7)


Sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah, maka beribadatlah kepada Allah. apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Manusia Dalam Perspektif al Qur'an

Manusia Dalam Perspektif al Qur’an




1. Manusia makhluk bumi dan materi

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. Al Mukminun/23:12)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Al Hijr/15:26)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insan/76:2)


2. Manusia ditiupkan ruh dan layak dihormati oleh malaikat.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud., maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, (QS al Hijr/15:28-30)

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah,. maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (QS Shad/38:71-74)

3. Manusia makhluk yang terindah dan sempurna


Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .(QS at Tiin/95:4)

Keindahan dan kesempurnaan manusia karena diberikan tiga potensi dasar yaitu: ilmu, tauhid dan mempunyai kemampuan menanggung amanat


Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS al Alaq/96:5)

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (QS al Nahl/16:4)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",(QS. Al A’raf/7:172)

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (qs AL Ahzab/33:72)


4. Fungsi penciptaan manusia adalah taat dan beribadah

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS al Dzariyat/51:56)

5. Manusia makhluk mulia

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. (QS. Al Isra/17:70)

Dan dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS Ibrahim/14:34)

6. Problema hidup manusia karena watak manusia

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (QS .Qof/50:16)

Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. (QS Yusuf/12:53)

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.(QS al Alaq/96:6-7)


Dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah. (QS. Jin/72:5)

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah[583], Maka merekalah orang-orang yang merugi. Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf/7:175-179)


7. Manusia sering kali tidak bersyukur dengan nikmat Tuhannya

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang Telah menimpanya. begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Yunus/10:12)

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; Kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".(QS . al Zumar/39:8)

Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak Mengetahui. (QS al Zumar/39:49)

Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya, (QS al Rum/30:33)

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. (QS al Isra’/17:83)

Dan apabila kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, Maka ia banyak berdoa. (QS Fushilat/41:51)

Dan jika kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari kami, Kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya, Pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (QS Hud/11:9)

Jika mereka berpaling Maka kami tidak mengutus kamu sebagai Pengawas bagi mereka. kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari kami dia bergembira ria Karena rahmat itu. dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) Karena Sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat). (QS al Syura/42:48)

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. (QS al Isro’/17:67)

Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? (QS abasa/80:17)

Hai manusia apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah.(QS al infithar/82:6)


8. Musuh manusia adalah setan dan tentaranya


Dan (ingatlah), tatkala kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. dia berkata: "Apakah Aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan Aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, Maka Sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga".(QS al Isra/17:61-65)

Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. al Kahfi/18:50)

Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS al Baqarah/2:35-37)



9. Keberhasilan dan keselamatan manusai tergantung kepada ketaatannya kepada Tuhannya

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS al A’raf/7:175-176)

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-orang yang rugi. (QS al Baqarah/2:26-27)

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. Ia menyeru sesuatu yang Sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan. (QS. Al Hajj/22:11-13)



10. . Musibah terbesar manusia adalah syirik dan kufur


Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?. mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.(QS Hud/11:18-22)

Orang-orang yang telah kami berikan al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. al Baqarah/2:121)


Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik penolong.Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. tempat kembali mereka ialah neraka; dan Itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. (QS Ali Imran/3:149-151)

Maulid dan Pengenalan diri

Maulid dan Pengenalan Diri


Pendahuluan

Muhammad secara etimologi artinya terpuji. Rasulallah saw terpuji tercermin dari struktur keluarga yang membentuknya hingga kepribadiannya yang mulia. Ayahnya bernama Abdullah. Abdullah secara bahasa artinya pengabdi Allah. Dan ibadah atau mengabdi kepada Allah adalah tujuan utama diciptakan manusia. Diantara ayat-ayat yang menjelaskan pengabdian ini adalah,
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. (QS al Baqarah/2:21)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS. Al Dzariyat/51:56)

Ibunya adalah Aminah artinya terpercaya atau menaruh kepercayaan. Kata iman, amanah dan aman berasal dari satu akar kata. Oleh karena itu, Aminah adalah orang yang mempunyai kepercayaan yang lurus, selalu menunaikan amanat hingga melahirkan rasa aman bagi dirinya dan orang-orang yang ada disekitarnya. Kata iman di dalam al Qur’an selalu diiringi dengan kata amal soleh, karena amal soleh adalah implementasi dan apliksi dari iman, amanah dan aman. Orang yang beramal soleh adalah mereka yang percaya kepada Allah lalu terapliksi dalam bentuk perbuatan yang baik dan amal baik itu akan melahirkan rasa aman bagi dirinya dan orang lain, yang pada puncaknya akan melahirkan kebahagiaan hakiki, di dunia dan akhirat.
Ibu susunya adalah Halimah al Sa’diayah. Kata halimah, halim atau hilmi mengandung arti santun, sabar dan berakhlak mulia, seperti dijelaskan dalam surat al Shoffat ayat 101.
Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.(QS al shoffat/37:101)

Allah Ta’ala juga disebut al Halim, seperti ayat-ayat berikut ini,

Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.(QS. Al Baqarah2:263)


Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.(QS. Al Nisa/4:12)


Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.(QS al Tagibun/64:17)

Kakeknya adalah Abdul Mutholib yang bergelar Abu Syaibah, artinya orang yang bijaksana. Nabi Muhammad saw dibesarkan dan dididik oleh orang-orang yang mulia dan terpuji, hingga kepribadian nabi Muhammad saw merupakan himpunan dari sifat pengabdi kepada Allah, amanah, jujur dan terpercaya, santun dan sabar serta bijaksana.

Kata Muhammad didalam al Qur’an.

Nama Muhamamad adalah salah satu nama surat dalam al Qur’an yaitu surat Muhammad, surat ke 47 dengan 38 ayat. Di dalam al Qur’an kata Muhammad terulang sebanyak empat kali yaitu,

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. Ali Imran/3:144)

Ayat ini menegaskan bahwa Muhammad hanyalah seorang rasul yang menyampaikan risalah dari Tuhannya. Nabi Muhammad adalah hamba Allah yang ma’shun (terpelihara dari dosa dan kesalahan). Semua yang dilakukannya merupakan implementasi dari perintah Allah kepadanya. Sebagai manusia beliau mengalami seperti yang dialami oleh manusia. Kebahagiaan dan penderitaan datang silih berganti, bahkan penderitaan yang dialaminya jauh lebih besar dari kesenangan yang dirasakannya. Namun, bagi seorang nabi, penderitaan dan kebahagiaan sama saja, karena semua yang diterimanya selalu disikapi secara obyektif dan rasional. Rasulallah saw bersabda, sesunggunya Allah Ta’ala menurutkan pertolongan sesuai kadar karunia yang diberikannya dan Allah menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar bala yang menimpanya. Manusia terbaik dan paling takwa adalah nabi Muhammad saw . Risalah dan al Qur’an adalah karunia Allah terbesar yang diterimanya, maka sebesar karunia yang diterimanya seberat itu pula derita dan cobaan yang dialaminya. Dalam hadis lain, Rasulallah saw bersabda, cobaan dan derita yang paling berat yang dialami oleh manusia adalah yang dialami oleh para nabi dan orang-orang yang memerankan peran kenabian.. Seseorang akan diberi cobaan sesuai kadar agamanya. Siapa yang kadar agamanya tinggi, maka berat cobaan yang dideritanya dan siapa yang kadar agama rendah, maka sebesar itu pula cobaan yang akan dialaminya.
Disamping penderitaan yang dialaminya, para nabi dan rasul juga akan mengalami kematian. Meninggal dunia, baik karena sakit atau terbunuh merupakan hal yang biasa, karena setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Namun, kematian para nabi merupakan cobaan terbesar bagi umatnya. Apakah setelah Rasulallah saw meninggal dunia semua tetap setia dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya? faktanya saat Rasulallah saw meninggal dunia manusia terbelah menjadi dua golongan, ada yang tetap beriman kepadanya dan ada pula yang kembali kepada agama semula.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS al Ahzab/33:40)

Menurut sebagian riwayat bahwa ayat ini turun berkaitan dengan kisah zaid bin Haritsah. Zaid bin Haritsah adalah seorang budak, lalu dimerdekakan dan diangkat menjadi anak angkat oleh Nabi Muhammad saw, maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa tidak boleh seorang anak angkat menggunakan nama ayah angkatnya seperti Zain bin Haritsah berubah menjadi Zain bin Muhammad. Abu al Husein Ali ibn Ahmad al Wahidi mencatat sebuah riwayat tentang pernikahan nabi Muhammad saw dengan Zainab binti jahsy ketika menjelaskan asbab nuzul surat al Ahzan/33 ayat 4.

Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan dia menunjukkan jalan (yang benar).(QS al Ahzab/33:4)

Lanjutnya, ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa pernikahan nabi Muhammad saw dengan Zainab bin Jahsy mantan istri Zaid bin Haritsah. Zaid bin Haritsah adalah seorang budak yang dimerdekakan lalu diangkat anak oleh Rasulallah saw. Setelah terjadi perceraian, lalu nabi Muhammad saw menikahi Zainab. Peristiwa ini terjadi sebelum turun ayat ini. Orang-orang Yahudi dan kaum munafik berkata, Muhammad telah menikahi istri anaknya sendiri padahal itu perbuatan terlarang, maka turunlah ayat ini bahwa tidak boleh seseorang memanggil nama anak angkatnya dengan panggilan dengan nama ayah angkatya karena anak angkat bukan anak kandung dan menikahi mantan istri anak angkat hukumnya boleh.

Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang benar dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. (QS. Muhammad/47:2)

Ayat ini menjelaskan perbedaan antara sifat orang-orang kafir dengan orang-orang yang beriman. Ayat satu surat Muhammad menjelaskan tentang karakter orang kafir yang selalu menghalangi manusia dari jalan Allah, lalu Allah menghapus amal mereka. Sedangkan ayat dua menjelaskan tentang karakter orang-orang yang beriman yaitu mereka yang beriman dan beramal soleh serta mengimani apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Dengan beriman kepada Allah, bermal soleh dan mengimani apa yang dibawa oleh Rasulallah, maka Allah akan menghapus dosa mereka dan akan memperbaiki keadaan mereka.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. Al Fath/48:29)


Ayat ini menjelaskan tentang sifat Rasulallah dan para pengikutnya yaitu bersikap tegas kepada orang-orang kafir dan saling menyayangi kepada sesama mereka. Ibadah seperti ruku’ dan sujud adalah salah satu amal yang menjadi kegemaran umat Rasulallah saw.

Tugas dan Fungsi Kerasulan Muhammad saw

1. Rahmatan lil alamin

Dan tiadalah Kami mengutusmu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS al Anbiya/21:107)

Menurut Syeh Alusi bahwa yang dimaksud rahmat dalam ayat ini adalah nikmat Allah Ta’ala berupa kasih sayang nabi kepada manusia dan alam semesta. Lebih lanjut, katanya bahwa ayat ini membatalkan pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang kafir tidak mendapat rahmat Allah. Diutusnya Rasulallah saw adalah rahmat bagi semesta alam dan bagi semua manusia termasuk orang-orang kafir. Menurut ibnu Abbas bahwa rahmat Allah untuk seluruh alam, terhadap orang yang baik maupun jahat, orang mukmin maupun orang kafir. Rahmat bagi orang mukmin di dunia dan akhirat sedangkan rahmat bagi orang kafir yaitu diberikan maaf terhadap kesalahan mereka pada masa lalu. Rasulallah saw bertanya kepada Jibril, ya Jibril apakah engkau mendapat nikmat dengan turunnya ayat ini? Jibril menjawab, iya. Aku menjadi lebih takut kepada Allah dan akibat dari semua urusan serta aku beriman kepadamu.
Diantara rahmat Allah dengan sebab diutusnya Nabi Muhammad saw adalah orang-orang kafir tidak akan disiksa selama Rasulallah ada bersama mereka. Al Qur’an menegaskan:

Dan Allah sekali-kali tidak akan menyiksa mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (QS al Anfal/8:33)]

Umat para nabi sebelumnya selalu mendapat azab dari Allah dengan berbagai siksa. Berbeda dengan nabi Muhammas, saat beliau hendak dibunuh dan diusir dari Mekkah ke Madinah, Allah tidak menyiksa mereka dengan azab yang berat karena Rasulallah saw ada bersama mereka. itulah nikmat Allah kepada orang-orang kafir.

2. Pemberi kabar gembira dan peringatan

Menurut Isfanai, basyir informasi tentang kebahagiaan sedangkan nadzir informasi tentang ketakutan dan kepedihan.
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.(QS al Naba/34:28)


Basyir artinya pemberi berita gambira. Orang-orang yang beriman diberi berita gembira dengan surga dan ampunan sedangkan orang kafir diberi kabar gembira dengan siksa yang pedih. Diantara ayat-ayat yang menjelaskan kabar gembira terhadap orang mukmin dan kafir sebagai berikut:

Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nyadan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.(QS. Al Rum/30:46)

Pembawa berita gembira adalah awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. karenanya dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (QS. Yasin/36:!!)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil,mMaka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.(QS. Ali Imran/3:21)

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (QS. Al Nisa/4:138)

Maka, Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. (QS al lail/92:14)

Jika mereka berpaling maka katakanlah: Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud. (qs. Fushilat/41:13)


3. Da’i dan Syiroj munira

Hai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.(QS. Al Ahzab/33:45-46)


Nabi Muhammad saw akan menjadi saksi terhadap seluruh perbuatan yang dilakukan oleh umatnya, ketaatan atau kemaksiatan, keimanan atau kekufuran. Nabi saw juga menjadi saksi terhadap mereka di akhirat kelak. Nabi juga memberi kabar gembira kepada siapa yang taat kepada Allah dan bahwa tempat bagi orang yang taat kepada-Nya adalah surga dan juga memberi peringatan kepada orang yang berbuat maksiat kepada-Nya dan tempat orang yang maksiat adalah neraka. Nabi mengajak manusia menuju jalan-jalan Tuhannya yaitu dengan mengesakannya dan menjalankan semua yang diperintahkan dan menjauhkan semua yang dilarangnya.
Setelah manusia mengikuti semua ajakan nabi Muhammad dan mengamalkannya, maka manusia punyai pelita yang akan membimbingnya dalam menjalankan kehidupan yang gelap gulita ini. Al Qur’an adalah cahaya yang akan menerangi kegelapan dunia dan kegelapan hati. Dengan kehadiran rasul, manusia akan menjadi manusia bukan sebaliknya menjadi binatang dengan penampilan manusia. Orang tidak mau merespon positif panggilan dan ajakan Rasulallah saw, mata hatinya akan buta dan kebutaan itu akan berkelanjutan hingga di kehidupan akhirat kelak.


Kewajiban Umat Terhadap Nabi

1. Mencintainya melebihi cinta kepada segalanya.

Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS. Al Taubah/9:24)

2. Mentaatinya melebihi ketaatan kepada seluruh makhluk.

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu) maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (QS. Al Nisa/4:80)

Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(QS. Al Nisa/4:64)


3. Berselawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS al Ahzab/33:56)

Selawat Allah kepada nabi artinya memberi rahmat kepadanya. Selawat malaikat kepada nabi artnya memintakan ampunan dan selawat orang-orang mukmin kepada nabi artinya berdoa supaya diberi rahmat.

4. Mencintai keluarga Nabi Muhammad
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai
ahlul bait dan membersihkan kamu sesuci-sucinya. (QS. Al Ahzab/33:33)