Senin, 20 Februari 2012

Moralitas dan Kebangsaan


Khutbah Idu Fitri tahun 1432 H
Moralitas dan Kebangsaan
M Zuhdi Zaini


الله اكبر الله اكبر الله اكبر . الله اكبر الله اكبر الله اكبر . الله اكبر الله اكبر الله اكبر  ولله الحمد. الله اكبر كبيرا  والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لا اله الا الله هو الله اكبر . الله  اكبر ولله الحمد.
الحمد لله الذي منّ علينا بنعمة الولاية وجنّبنا مهلكة الغواية وأرشدنا إلى الأدلّة الواضحة والبراهين القاطعة والكلمات السّاطعة والخطب اللاّمعة لكي تطمئنّ بها قلوبنا وتنوّر ضمائرنا
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له  الملك الحق المبين واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين
 اللهم صل على سرّ الوجود وحقيقة الموجود محمّد الأمين المبعوث رحمة للعالمين وآل محمد الأوصياء الراضين المرضيين بأفضل صلواتك وبارك عليهم بأفضل بركاتك وعلى أرواحهم وأجسادهم
قال الله تعالي في كتابه الكريم: اعوذ بالله من الشيطان الرجيم ز بسم الله الرحم الرحيم:  وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Allahu akbar- Allahu akbar- Allahu akbar walillahil hamd
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah………………………….

Alhamdulillah, satu bulan yang lalu ramadhan menghampiri kita dengan berbagai keutamaannya dan hari ini ramadhan meninggalkan kita dengan berbagai atsar yang melekat dalam diri kita. Berbagai kenangan indah terukir di benak kita, tadarus al Qur’an qiamullail, tafakkur dan zikir, sedekah dan berbagai ibadah lainnya memenuhi aktivitas bulan ramadhan. Kini kenangan indah itu telah berlalu, namun atsar atau efek dari semua ibadah itu insya Allah akan mewarnai perjalanan kita berikutnya.
Bagi umat Islam Indonesia, ramadhan tahun ini memiliki keistimewaan tersendiri karena ramadhan tahun ini, jatuh pada bulan Agustus, bulan kemerdekaan negeri ini dari penjajah. Namun, secara faktual kita tidak dapat menutup mata bahwa masih banyak yang perlu dibenahi.  Kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, dekadensi moral dan sebagainya melanda anak negeri. Oleh karena itu, melalui khutbah yang singkat ini, khatib mengajak kita semua untuk merenungkan sebuah tema indah “ Moralitas dan Kebangsaan”.

Allahu akbar- Allahu akbar- Allahu akbar walillahil hamd
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah………………………….

Moralitas adalah modal kehidupan. Para nabi diutus untuk membangun peradaban yang bermoral.  Karena tanpa moralitas manusia tidak berharga. Moralitas sangat dibutuhkan dalam menata kehidupan pribadi, keluarga, bangsa dan Negara. Kehadiran para nabi di setiap zaman untuk mengembalikan kesesatan umat menuju jalan yang lurus. Setiap generasi, setiap kelompok dan setiap komunitas membutuhkan seorang pemimpin, karena kehadiran para pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengantarkan umat kepada kesejahteraan sosial dan peradaban yang bermoral. Allah Ta’ala mengangkat nabi Adam sebagai khalifah, pemimpin, seraya berfriman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifat di muka bumi. Mereka menjawab, wahai Tuhan mengapa Engkau hendak menjadikannya sebagai khalifah, bukankah manusia selalu membuat kerusakan dan saling menunpahkan darah? Sedangkan kami selalu bertasbih dengan memuji dan mensucikan-Mu? Allah menjawab, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui. (QS al Baqarah/2:30)

Allah Ta’ala mensyaratkan bahwa seorang pemimpin adalah mereka yang berakhlak mulia. Mereka yang melakukan kezaliman dan tidak cerdas dalam mengatur masyarakat, bangsa dan Negara tidak diperkenankan menjadi pemimpin. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Dan  ingatlah ketika Tuhannya mencoba Ibrahim dengan beberapa kalimat, seraya berfirman: Sesunguhnya Aku hendak menjadikan engkau sebagai seorang imam atau pemimpin. Ibrahim menjawab, ya Allah apakah keturunan saya juga akan menjadi pemimpin? Allah menjawab, janji-Ku tidak akan sampai kepada orang-orang yang zalim.


Islam tidak melarang anak seroang pemimpin meneruskan jejak ayahnya, selama mempunyai kecakapan dalam memimpin dan berakhlak mulia. Namun, siapapun orangnya apabila cacat akhlaknya dan tidak mempunyai kecakapan dalam memimpin hendaknya jangan diangkat menjadi pemimpin. Umat Islam adalah komunitas yang kritis dan cerdas dalam memilih dan mengangkat pemimpin. Namun apabila ada pemimpin yang sudah terpilih ternyata mengkhianati amanat rakyatnya, maka wajib bagi kita untuk mengingatkan para pemimpin agar kembali kepada rel kebenaran dan keadilan.

Dekadensi moral yang melanda pemimpin negeri ini sungguh mengkhawatirkan. Korupsi,  manipulasi, kebohongan publik, pornografi dan sebagainya melanda eksekutif, legislatif dan yudikatif negeri ini. Kepercayaan rakyat terhadap pemimpin negeri ini semakin merosot, namun sayangnya kepedulian para pemimpin hanya retorika belaka. Sensitifitas para pemimpin telah mati hingga apapun menderitaan rakyat tidak dapat dirasakannya. Korupsi yang semakin kronis dijadikan komoditi  politik untuk membangun citra semata. Para pemimpin berkata, mari kita berantas korupsi, namun faktanya menunjukkan semakin banyak para pejabat yang terkena tindak pidana korupsi. Tidak sedikit diantara mereka yang sibuk mengurus diri mereka agar selamat dari jaringan hukum Tipikor, bukan sibuk memberantas korupsi.  Rasulallah saw bersabda:

يَا أَيهَا النَّاس إِنَّمَا هلك الَّذين من قبلكُمْ أَنهم كَانُوا إِذا سرق فيهم الشريف تَرَكُوهُ ، وَإِذا سرق فيهم الضَّعِيف أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَد

Hai manusia sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kamu adalah apabila yang mencuri  orang-orang mulia, maka hukum ditinggalkannya dan apabila yang mencuri orang-orang lemah, hukum ditegakkan.


Allahu akbar- Allahu akbar- Allahu akbar walillahil hamd
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah………………………….

Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki moralitas yang tinggi. Hancurnya bangsa-bangsa pada masa lalu disebabkan oleh karakter pemimpinnya yang tidak bermoral. Fir’aun, Namruz, Abu Jahal  dan sebagainya adalah contoh nyata yang diabadikan oleh sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter sebagai berikut:

Pertama, memiliki pemimpin yang bertauhid

Ketauhidan adalah lambang kemerdekaan. Orang yang bertauhid adalah orang yang merdeka dari penjajahan nafsu syahwatnya, penjajahan materi dan penjajahan manusia atas manusia. La ilaha illah, tidak ada tuhan selain Allah, juga mengandung makna, tidak ada penguasa selain Allah, tidak ada yang memberi rizki selain Allah, tidak ada pencipta selain Allah dan tidak ada segala-galanya kecuali Allah.
Bagi pemimpin yang bertauhid kekuasaan hanyalah amanat Allah yang mesti ditunaikan. Oleh karena itu, para pemimpin yang bertauhid  berusaha merealisasikan nilai-nilai ketauhidan dalam kehidupan berbangsa dan berbegara.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah, ya Allah yang memiliki kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki. Engkau mencabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan-Mu segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pemimpin yang bertauhid akan membebaskan rakyatnya dari penjajahan manusia atas manusia.  Penjajahan manusia atas manusia dengan berbagai corak dan ragamnya harus dihentikan karena tidak sesuatu dengan fitrah kemanusiaan yaitu merdeka.  Manusia diciptakan mereka, maka tidak boleh ada seorangpun yang menjajahnya. Rasulallah saw bersabda:

لا تكن عبد غيرك وقد جعلك اللَّه حرا

Jangan engkau menjadi budak orang lain, padahal Allah telah menjadikanmu merdeka.

متى استعبدتم الناس وقد ولدتهم أمهاتهم أحراراً

Sejak kapan engkau menghambakan dirimu kepada manusia,padahal engkau dilahirkanoleh ibumu dalam keadaan merdeka.

Sebagai bangsa, kedaulatan kita telah merdeka, namun apakah substansi kemerdekaan telah benar-benar terwujud? Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan sebagainya adalah indikasi bahwa kita terjajah. Apabila dimasa lalu kita dijajah oleh bangsa lain, maka hari ini rakyat dijajah oleh bangsaya sendiri. Materialisme, hedonisme, kapitalisme, konsumerisme telah menjajah anak negeri.  Pola hidup kebendaan atau materialisme telah menghilangkan jati diri kita sebagai umat beragama. Hedonisme dan konsumerisme mengantarkan kepada pola hidup konsumtif dan cenderung hewani. Kapitalisme mengantarkan kita menjadi hidup egois, berpihak kepada pemilik modal dan penguasa, namun menginjak dan mengeksploitasi tenaga kerja.

Allahu akbar- Allahu akbar- Allahu akbar walillahil hamd
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah………………………….

Kedua, Pemimpin yang adil.

Keadilan adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin, karena keadilan adalah substansi kepempinan.  Rasulallah saw bersabda,

فاعلم أنّ أفضل عباد اللّه عند اللّه إمام عادل

Ketahuilah bahwa hamba Allah yang paling utama disisi Allah adalah pemimpin yang adil.



Allahu akbar- Allahu akbar- Allahu akbar walillahil hamd
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah………………………….


فاعلم أنّ أفضل عباد اللّه عند اللّه إمام عادل
Ketahuilah bahwa hamba Allah yang paling utama disisi Allah adalah pemimpin yang adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar